Jakarta, (BA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan kesiapan Indonesia menghadapi tantangan baru perdagangan internasional, terutama dengan munculnya kebijakan proteksionis dari Amerika Serikat yang disebut “Trump 2.0”. Untuk menghadapi kebijakan AS yang menerapkan tarif tinggi pada produk impor, Indonesia akan memperluas ekspor ke berbagai negara.
“Dengan kebijakan Trump 2.0 ini, Indonesia harus segera bergerak membuka pasar baru di seluruh dunia,” jelas Airlangga, Sabtu (22/2/2025). Menurutnya, masih terdapat 83 persen pasar global selain AS yang memiliki potensi besar untuk menjadi mitra dagang Indonesia.
Maksimalkan Perjanjian Ekonomi Internasional
Airlangga menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto secara khusus memberikan instruksi untuk mengoptimalkan berbagai perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA). Salah satunya adalah perjanjian CEPA dengan Kanada yang kini tinggal menunggu tahap penyusunan legal drafting.
Selain Kanada, pemerintah Indonesia juga tengah giat mendorong hubungan ekonomi dengan kawasan Eurasia, negara-negara Eropa, dan kawasan Teluk. Airlangga menambahkan, Indonesia yang baru saja bergabung dalam keanggotaan BRICS kini berusaha menjadi bagian dari OECD serta Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) demi membuka akses pasar yang lebih luas ke Inggris dan kawasan Amerika Latin.
baca juga Kondisi Paus Fransiskus Memburuk, Vatikan Bersiap Hadapi Situasi Kritis
Perkuat Hilirisasi dan Industri Strategis
Dalam rangka mendukung ekspansi ekspor, pemerintah akan mempercepat proses hilirisasi yang berfokus pada produk berbasis mineral, karena sektor ini dinilai sangat kompetitif secara global. Industri manufaktur seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), makanan dan minuman, furnitur, hingga produk kulit, juga akan didorong pertumbuhannya untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor yang terus berkembang.
“Ekspor yang meningkat akan menjadi mesin penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional, bersanding dengan konsumsi domestik dan investasi,” ujar Airlangga.
Dorong Peran Aktif UMKM
Lebih lanjut, Menko Perekonomian menegaskan peran penting UMKM sebagai ujung tombak ekspor Indonesia di masa depan. UMKM diharapkan mampu menciptakan produk kreatif dan inovatif yang memiliki nilai jual tinggi agar mampu bersaing di pasar internasional.
“Kami ingin UMKM menjadi bagian dari ekspor nasional dengan produk-produk unggulan yang bisa menembus pasar global,” pungkasnya.