Pekanbaru, (BA) — Prestasi internasional kembali lahir dari kampus Universitas Lancang Kuning (Unilak). Ferryanda Fahmi, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer, sukses mengantar tim panahan berkuda Indonesia pulang dengan tiga medali perunggu dan posisi juara umum ke-4 pada ajang Gauchoux Open Horseback Archery Competition 2025 di Prancis, 18–23 Agustus 2025.
Ajang bergengsi yang diikuti 90 atlet dari 15 negara itu memperlihatkan tajinya Indonesia di cabang olahraga yang memadukan ketepatan panahan dan kecepatan kuda. Bertindak ganda sebagai manajer sekaligus pelatih, Ferryanda memoles empat talenta muda Tanah Air hingga tampil percaya diri dan kompetitif.
Line-up & Hasil Andalan Indonesia
-
Tio Fawwaz Ananta — peringkat 4 Star 3 Senior
-
Bilfawwaz Arrobbany — Star 2 Junior
-
Rehan Prima Abdillah — Star 3 Junior
-
Fatir Al Attahiya — peringkat 4 Star 2 Junior
Dilansir dari laman RRI Pekanbaru pada Rabu, 3 September 2025, Ferryanda menyebut capaian ini buah dari latihan panjang dan kerja tim.
“Alhamdulillah, perasaan saya tentu sangat bersyukur bisa membawa atlet muda Indonesia berprestasi di level dunia. Ini buah dari kerja keras, disiplin, dan dukungan banyak pihak,” ucapnya.
Ferryanda menegaskan, arena Gauchoux diisi atlet-atlet papan atas dari negara dengan tradisi kuat dalam berkuda dan panahan.
“Hasil ini membuktikan Indonesia punya potensi besar bersaing di level global,” tegasnya.
Apresiasi dari Paris
Dukungan juga datang dari Duta Besar RI untuk Prancis, Muhammad Oemar, yang menyampaikan selamat dan rasa bangga lewat kanal resmi KBRI di Prancis. Apresiasi tersebut jadi tambahan energi bagi tim yang sudah membuktikan kapasitasnya di panggung dunia.
Pesan untuk Gen Z Indonesia
Ferryanda berharap torehan ini jadi bahan bakar mimpi bagi anak muda.
“Dengan tekad, kerja keras, dan keyakinan, insyaAllah kita mampu mengibarkan nama bangsa di panggung dunia,” kata dia.
Di tengah dominasi negara-negara bertradisi panjang, Indonesia menunjukkan kurva progres yang nyata di panahan berkuda. Catatan 3 perunggu plus peringkat 4 umum menjadi sinyal bahwa pembinaan atlet muda berjalan di jalur yang benar—dan layak didukung agar lonjakannya makin kencang.