Turunkan Penari Senior, Yayasan Pelatihan Tari Laksemana Ikuti Festival Budaya Melayu Riau 2024

Karya Menongkah Nyongsong Arus tidak stagnan, akan diproses lebih lanjut dengan durasi 50 menit,

Festival Budaya Melayu Riau
Penampilan Menongkah Nyongsong Arus di Panggung Otong Lenon karya SPN Iwan Irawan Permadi (7/9/2024)

PEKANBARU, BILIKANALOGI.WEB.IDYayasan Pelatihan Tari Laksemana sukses mencuri perhatian audien dengan menampilkan karya tari terbarunya berjudul “Menongkah Nyongsong Arus” di Panggung Otong Lenon dalam kegiatan Festival Budaya Melayu (7/9/24) yang ditaja oleh Dinas Kebudayaan Riau dengan tema “Rempah Dalam Khazanah Alam Melayu Riau, Meramu Hulu Menghimpun Muara“. Karya ini terinspirasi dari perjalanan Jalur Rempah di Riau, adanya hiruk pikuk mulai dari perlawanan, pertahanan dan perdagangan yang terjadi di Riau pada zaman dahulu.

Karya tari “Menongkah Nyongsong Arus” ini dibuat oleh Seniman Pemangku Negeri (SPN) Iwan Irawan Permadi dengan komposer Yudi Yonke. Garapan ini beranggotakan 7 Penari laki-laki yang telah menjalani proses yang cukup panjang, baik dari pemantapan ide konsep hingga kepada titik proses bersama penari.

Iwan Irawan Permadi lebih memilih menurunkan penari-penari senior yang dimiliki Riau yaitu Abdul Robi Alamin (Robi), Hidayatullah (DY) dan Alen Trendy. Tak hanya itu, terdapat penari baru yang tergabung dalam garapan ini seperti Muhammad Sukri, Izadri, Muhammad Aqsal Dwi Prakasa dan Ghadafi.

Berharap dengan melibatkan penari senior ini bisa menjadikan karya ini lebih mantap untuk ditampilkan di khalayak ramai.

Koreografer & Artistik Yayasan Pelatihan Tari Laksemana Pekanbaru, SPN Iwan Irawan Permadi, Senin (02/09/2024), saat menjelaskan sinopsis karya tari Menongkah Nyongsong Arus mengatakan tari ini diangkat dari ragam gerak Menongkah yang memiliki arti kehati-hatian dalam melangkah melawan arus kehidupan.

“Pada masanya sungai Siak telah berperan besar sebagai jalur pelayaran dan perdagangan rempah-rempah di provinsi Riau. Dengan ramainya pelayaran dan perdagangan sudah pasti timbul, persaingan, pertikaian, dan yang pasti terjadi silang budaya. Di sinilah diperlukannya kehati-hatian dalam melangkah melakukan aktifitas kehidupan, seperti filosofi “Menongkah”: senantiasa sabar, tabah berjuang dan berikhtiar dalam mengahadapi pasang surut kehidupan,” Katanya.

Iwan Irawan menambahkan “Sebagai masyarakat Pesisir pentingnya melawan arus dan harus terus berjuang dengan sabar meskipun menghadapi segala rintangan. Menerjang setiap gelombang untuk menapak hidup di masa depan. Sesungguhnya, Jalur Rempah adalah masa lalu dan masa depan kita,” Katanya saat diwawancarai.

Potret penampilan karya Menongkah Nyongsong Arus karya Iwan Irawan Permadi Yayasan Pelatihan Tari Laksemana

Festival Budaya Melayu 2024 sudah berlangsung sejak tanggal 5 September 2024 dan ditutup pada tanggal 8 September 2024. Dengan menghadirkan beberapa agenda diantaranya Seminar Jalur Rempah dan Tradisi Lisan, Workshop Jalur Rempah dan Tradisi Lisan di Balairung Tenas Effendy LAMR, Pameran Fotografi di Aula M Yazid Bin Tomel, Seni Instalasi di Taman Budaya Riau, Lomba Cipta Karya dan Sayembara Pantun Secara Online, Panggung Pertunjukan dan Pergelaran Seni Budaya di Panggung Otong Lenon dan Pameran Warisan Budaya Tak Benda “Layang Kuau Raja Tebuk Isi di Aula M Yazid Bin Tomel.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Atok Yose menyebut agenda kegiatan tajaan Dinas Kebudayaan tidak hanya sampai di sini. Kedepannya bakal diadakan Workshop Tari khusus peserta didik tingkat SMA/SMK Sederajat. Hal ini menjadikan Dinas Kebudayaan Provinsi Riau mampu memberikan ruang bagi seniman dan generasi muda untuk bersama-bersama memajukan kesenian dan kebudayaan Melayu di Provinsi Riau (7/9/2024). (Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *