Aceh, (BA) – Program Studi Seni Teater Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh menggelar kegiatan bertajuk Sandiwara Keliling “From Local to Global” untuk menghadirkan kembali sejarah sandiwara keliling yang telah lama hilang dari romantisme masyarakat Aceh. Kegiatan ini diadakan sebagai langkah awal membangun jejaring, mitra, sebagai pengait praktisi mengajar pada prodi Seni Teater. Dengan melibatkan seluruh Mahasiswa Prodi Seni Teater. Mempromosikan rencana program seni teater 2025 yaitu Folklore Festival Internasional, dengan melibatkan para peserta didik, pelaku seni yang berada di Provinsi Aceh.
Acara ini juga dilakukan MoU Implementation Arrangements antara Prodi Seni Teater ISBI Aceh dengan Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Kota Lhokseumawe.
Penampilan Sandiwara Keliling
Kegiatan Sandiwara Keliling menghadirkan dua pertunjukan monolog yang mengangkat isu sosial dan nilai budaya.
- Aneuk Kaoy
Penampilan pertama dibawakan oleh Dian dari SMKN 1 Cot Girek, Aceh Utara. Aneuk Kaoy tentang seorang wanita yang mudanya cantik, baik dan cerdas, namun terpasung waktu dan ruang ketika besar semua orang tidak menghargai kebaikan dan kecerdasannya, hanya melihat dia sebagai dulunya sosok secara seksual. Akhirnya dia mengurung diri dalam kamar dan tidak ingin keluar. Orang sekitarnya mengira dia sudah gila, tapi sang dukun menyebut itu akibat kaoy sang ibu yang telah meninggal. Dia tetap dikamar hingga akhir hayat sebagai wanita tua tak berguna. Itu semua karena dia Aneuk Kaoy.
Naskah Cut Armalia, diperankan oleh Dian, dengan sutradara Cut Armalia dan Sirajul Munir, pengisi musik Junaidi Hasballah Ilham Rizki Pratama, Jack, Hendra dan Richard dari mahasiswa Prodi Seni Teater ISBI Aceh.
Pertunjukan monolog Aneuk Kaoy ini adalah salah satu karya mahasiswa prodi seni teater ISBI Aceh yang berkolaborasi dengan Siswa SMKN 1 Cot Girek Aceh Utara.
- Hikayat Sepatu
Monolog kedua berjudul Hikayat Sepatu dibawakan oleh Dr. Teuku Afifuddin, M.Sn., dosen Prodi Seni Teater ISBI Aceh. Monolog ini menggambarkan sepatu yang pada hakikatnya adalah alas dan pelindung kaki. Letaknya paling bawah di tubuh manusia. terkadang, kita menjadikan sepatu melebihi hakikatnya.
Tanpa sadar kita menjadikan sepatu sebagai Tuan bahkan Tuhan. Ada orang yang rela menghabiskan gaji bulanannya untuk membeli sepatu. Ada yang menghormati sepatu melebihi manusia, Tanpa sepatu kita akan dibuat sulit, tanpa sepatu kita tidak boleh masuk sekolah, tidak boleh melamar kerja, masuk hotel, masuk mall dan lainnya. Sekarang sepatu sudah mengepung kehidupan manusia.
“Kita tanpa sadar telah terjajah oleh sepatu. Mulai bayi sudah dipasangkan sepatu”.
Kunjungan ke sekolah-sekolah
Sandiwara Keliling juga akan mengunjungi SMA MOSA Arun di Lhokseumawe dan SMAN 1 Kota Langsa. Kegiatan ini diharapkan dapat melibatkan siswa-siswi sekolah untuk lebih mengenal seni teater sekaligus membuka peluang kolaborasi antara Prodi Seni Teater ISBI Aceh dengan sekolah-sekolah di provinsi Aceh.
Rencana Besar di Tahun 2025
Kegiatan ini juga menjadi ajang promosi untuk Folklore Festival Internasional yang direncanakan berlangsung pada tahun 2025. Festival tersebut akan menjadi wadah bagi para pelaku seni di Aceh untuk menampilkan karya mereka di panggung internasional.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh beberapa dosen Prodi Seni Teater ISBI Aceh, di antaranya:
- Dian Permata Sari, S.Sn., M.Sn. (Koordinator Prodi Seni Teater)
- Benni Andika, S.Sn., M.Sn.
- Haria Nanda Pratama, S.Kom., M.Sn.
- Dr. Afifuddin, S.Sn., M.Sn.
- Rasyidin, S.Sn., M.Sn.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk mendekatkan seni teater kepada masyarakat Aceh dan menciptakan kolaborasi yang berkelanjutan antara mahasiswa, pelaku seni, dan institusi pendidikan. Sandiwara Keliling tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga medium pembelajaran dan pelestarian budaya.