Makkah, (BA) – Pelaksanaan ibadah Haji 2024 meninggalkan duka mendalam dengan tercatatnya 1.300 jemaah meninggal dunia akibat panas ekstrem yang melanda Makkah. Suhu mencapai rekor 51,8°C saat 1,8 juta jemaah dari seluruh dunia mengikuti ritual tahunan tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Daily Sabah, Kamis (16/1/2025).
Korban Didominasi Jemaah Ilegal
Sebanyak 83% dari korban jiwa diketahui tidak memiliki izin resmi Haji. Hal ini menyebabkan mereka tidak dapat mengakses fasilitas penting seperti tenda ber-AC yang dirancang untuk melindungi jemaah dari dampak panas ekstrem. Mayoritas korban adalah jemaah asing, dan banyak di antaranya meninggal akibat paparan langsung terhadap sinar matahari yang membahayakan.
Jemaah ilegal kerap menghadapi risiko tinggi karena terbatasnya akses ke fasilitas resmi. Biaya tinggi serta sistem kuota izin Haji yang terbatas menjadi faktor pendorong banyak orang menempuh jalur tidak resmi untuk menjalankan ibadah.
Langkah Mitigasi Belum Optimal
Meskipun pemerintah Arab Saudi telah melakukan berbagai langkah mitigasi, seperti pemasangan sistem penyemprotan kabut, ruang ber-AC di sekitar Ka’bah, dan pembagian payung serta air oleh relawan, tantangan besar tetap ada. Sensor untuk mendeteksi stres panas yang diharapkan mampu membantu mengurangi risiko masih dalam tahap pengembangan dan belum siap digunakan.
Para ahli menilai, penggunaan unit pendingin bergerak dan fasilitas darurat yang memadai sangat diperlukan. Namun, implementasi teknologi ini belum optimal, terutama bagi jemaah tanpa izin yang sulit dijangkau oleh sistem resmi.
Sejarah Tragedi Haji dan Tantangan Pengelolaan
Tragedi Haji bukan hal baru. Insiden desak-desakan di Mina pada 2015 yang menewaskan 2.300 orang menjadi salah satu catatan kelam dalam sejarah pelaksanaan Haji. Sejak itu, pemerintah Arab Saudi fokus meningkatkan infrastruktur dan pengendalian kerumunan. Namun, panas ekstrem yang kini menjadi tantangan utama memerlukan pendekatan baru yang lebih holistik.
Waktu pelaksanaan Haji yang mengikuti kalender lunar Islam membuat ibadah tahun ini kembali jatuh di tengah musim panas. Dengan tren suhu global yang semakin meningkat, Riyadh dihadapkan pada tugas berat untuk memitigasi dampak perubahan iklim terhadap jemaah.
Harapan untuk Haji 2025
Persiapan Haji 2025 kini menjadi sorotan. Pemerintah Arab Saudi diharapkan tidak hanya memperketat kontrol terhadap jemaah ilegal, tetapi juga memperluas akses fasilitas bagi semua peserta. Penyediaan unit pendingin bergerak, pengembangan sensor panas, dan penambahan ruang ber-AC harus menjadi prioritas.
Selain itu, edukasi tentang hipertermia dan langkah-langkah pencegahan panas ekstrem perlu ditingkatkan. Riyadh juga diharapkan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mengatasi tantangan yang kian kompleks, sehingga tragedi serupa tidak terulang.
Keselamatan jemaah menjadi fokus utama, dan dengan berbagai pembenahan, pelaksanaan Haji di masa depan diharapkan berjalan lebih aman dan nyaman.