Pameran Kei Imazu di Museum MACAN: Menelusuri Sejarah, Mitologi, dan Tantangan Ekologi

Jakarta, (BA) – Museum MACAN menghadirkan pameran tunggal bertajuk “Kei Imazu: The Sea is Barely Wrinkled”, sebuah eksplorasi artistik yang memadukan teknik tradisional dan teknologi digital. Kei Imazu, perupa Jepang yang kini berbasis di Bandung, mengajak pengunjung untuk menelusuri hubungan antara sejarah kolonial, isu lingkungan, dan mitologi Indonesia.

Narasi Sejarah dan Ekologi dalam Seni

Dilansir dari laman museummacan.org, Pameran ini mengambil inspirasi dari tragedi karamnya kapal Batavia pada tahun 1628, menyoroti warisan kolonial yang masih terasa hingga saat ini. Kei Imazu juga menghubungkan tema ini dengan tantangan ekologis di era modern, khususnya yang terjadi di Jakarta.

“Pameran ini bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga refleksi tentang bagaimana sejarah dan lingkungan membentuk kehidupan kita hari ini,” jelas Imazu.

Melalui seni, ia mengajak pengunjung merenungkan keterkaitan manusia dengan sejarah dan alam dalam kerangka waktu yang berlapis-lapis.

Mitos Lokal Sebagai Narasi Alternatif

Kei Imazu memberikan ruang kepada mitologi Indonesia sebagai narasi tandingan terhadap paradigma kolonial yang bersifat antroposentris. Tokoh-tokoh seperti Dewi Sri dan Nyai Roro Kidul menjadi pusat perhatian, menggambarkan hubungan mendalam antara manusia dan alam.

“Mitologi Indonesia kaya akan nilai-nilai ekologis dan spiritual yang dapat menjadi panduan bagi tantangan masa kini,” tambahnya.

Pendekatan Seni: Tradisional dan Digital

Kei Imazu dikenal dengan pendekatannya yang mengaburkan batas antara teknik artistik tradisional dan teknologi digital. Pameran ini menampilkan karya-karya yang menggabungkan lukisan, instalasi, dan elemen digital untuk menciptakan pengalaman visual yang mendalam.

Tentang Kei Imazu

Lahir di Jepang pada tahun 1980, Kei Imazu mulai menetap di Bandung sejak 2018. Sebagai perupa, ia mengeksplorasi sejarah secara non-linear, menghubungkan ingatan, kekuasaan, dan fragmen tempat dalam karya-karyanya. Penelitian Imazu melintasi berbagai temporalitas dan geografi, menjadikannya salah satu seniman yang berani mengangkat tema warisan kolonial dan transformasi lingkungan.

Mengundang Refleksi Mendalam

Pameran “The Sea is Barely Wrinkled” tidak hanya menjadi pengalaman visual, tetapi juga mengundang pengunjung untuk merenungkan hubungan mereka dengan masa lalu, mitos, dan tantangan ekologis masa kini.

Museum MACAN sekali lagi menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan pameran seni yang bermakna, membuka ruang dialog antara seni, sejarah, dan masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *