BA – Museum Nasional Tokyo menjadi salah satu destinasi edukatif yang menarik bagi wisatawan yang ingin mendalami seni dan sejarah Jepang. Dalam rangka program pertukaran budaya Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth (Jenesys), para peserta mendapat kesempatan untuk menjelajahi berbagai koleksi bersejarah yang tersimpan di museum tertua di Jepang ini.
Perjalanan Menggali Sejarah Samurai
Sebagai bagian dari agenda, para peserta mengunjungi galeri Samurai yang menyimpan berbagai artefak peninggalan para ksatria Jepang yang berkuasa selama hampir 700 tahun. Di galeri ini, peserta dapat melihat langsung koleksi senjata, baju zirah, serta perlengkapan perang Samurai yang mencerminkan simbol kekuasaan mereka.
Salah satu koleksi yang mencuri perhatian adalah baju zirah milik Matsudaira Lenori (1575-1614). Desainnya melambangkan siklus kehidupan, dengan simbol matahari terbit pada dada dan cincin emas di helm yang merepresentasikan bulan. Perpaduan ini menggambarkan filosofi Samurai tentang kematian dan kelahiran kembali.
Selain itu, informasi mengenai cara Samurai mewariskan senjatanya turut menarik perhatian peserta. Beberapa senjata diwariskan sebagai pusaka keluarga, diberikan sebagai hadiah diplomatik, atau bahkan disumbangkan ke kuil Buddha dan tempat-tempat suci Shinto sebagai bentuk pengabdian dan doa untuk kemenangan di medan perang.
Menelusuri Keindahan Kimono Tradisional
Perjalanan berlanjut ke lantai dua museum, tempat peserta mengunjungi Museum Kimono. Salah satu jenis kimono yang dipamerkan adalah Uchikake, yang kerap digunakan dalam acara-acara formal seperti pernikahan.
Kimono ini tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga sarat akan makna filosofis. Misalnya, motif buah jeruk tachibana melambangkan usia panjang, sementara pembatas sutra mencerminkan budaya istana yang penuh keanggunan.
Supervisor museum, Takenouchi Katsunori, menjelaskan bahwa kimono-kimono di museum tetap terjaga keasliannya karena jarang digunakan dan hanya dikenakan oleh kalangan bangsawan dalam acara tertentu.
Mengenal Lebih Dekat Seni Ukiyo-e
Salah satu pengalaman tak terlupakan dalam kunjungan ini adalah kesempatan untuk mencoba seni cetak Ukiyo-e, seni grafis tradisional Jepang yang berkembang sejak abad ke-17. Para peserta Jenesys, termasuk perwakilan media, mendapat pengalaman langsung dalam membuat cetakan Ukiyo-e menggunakan teknik stempel kayu.
Awalnya, Ukiyo-e menggambarkan aktor kabuki dan kehidupan di rumah bordil legal, tetapi seiring waktu, tema ini berkembang mencakup festival, tempat wisata, dan pemandangan alam. Tekniknya juga mengalami perkembangan, dari lukisan manual hingga cetakan berwarna cerah menggunakan balok kayu.
Dalam sesi praktik, peserta diberikan lima stempel untuk mencetak Ukiyo-e. Prosesnya dimulai dengan meletakkan kertas dalam bingkai, menyelaraskan tanda merah pada perangko dengan bingkai, dan mengulang langkah ini hingga lima kali. Hasil cetakan yang dibuat dapat dibawa pulang sebagai suvenir eksklusif dari Jepang.
Artefak Bersejarah dari Berbagai Negara di Asian Gallery
Sebagai penutup, peserta Jenesys mengunjungi Asian Gallery, bagian dari museum yang menyimpan artefak dari berbagai negara Asia, termasuk Indonesia. Salah satu artefak yang menarik perhatian adalah patung Bodhisattva Avalokitesvara, yang melambangkan dewa Buddha yang berdedikasi untuk menyelamatkan semua makhluk hidup.
Patung ini menunjukkan Bodhisattva dalam posisi memberi anugerah dengan telapak tangan terulur serta memegang bunga teratai dan gulungan tulisan suci. Selain patung ini, banyak artefak dari Asia Tenggara yang menggambarkan pengaruh Buddha dan Hindu setelah diperkenalkan dari India.
Kenangan Tak Terlupakan dari Museum Nasional Tokyo
Kunjungan ke Museum Nasional Tokyo memberikan wawasan mendalam tentang sejarah dan seni Jepang, mulai dari budaya Samurai hingga keindahan seni Ukiyo-e. Bagi para peserta Jenesys, pengalaman ini bukan hanya sekadar kunjungan, tetapi juga kesempatan untuk merasakan dan memahami lebih dekat warisan budaya Jepang.
Selain membawa pulang pengetahuan dan pengalaman, para peserta juga mendapatkan suvenir eksklusif berupa cetakan Ukiyo-e hasil karya mereka sendiri. Dengan beragam koleksi seni dan sejarah yang ditawarkan, Museum Nasional Tokyo menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang ingin menjelajahi kekayaan budaya Jepang.