Seni Sumatera Barat Mendunia: “Garobak Galeri” Rumah Ada Seni Diakuisisi Balai Seni Negara Malaysia

Padang, (BA) – Komunitas seni asal Padang, Rumah Ada Seni (RAS), kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Karya instalasi mereka bertajuk Garobak Galeri resmi diakuisisi oleh Balai Seni Negara Malaysia, sebuah pencapaian membanggakan di tengah dinamika perubahan dalam dunia seni Sumatera Barat. Akuisisi ini menandai pengakuan terhadap kreativitas seniman Minangkabau dan memperlihatkan daya saing seni rupa Sumatera Barat di tingkat global.

Proses Akuisisi dan Pameran Internasional

Ketua RAS, Yusuf Fadli Aser, mengungkapkan bahwa akuisisi ini menandakan perpindahan kepemilikan Garobak Galeri dari Rumah Ada Seni ke Balai Seni Negara Malaysia.

“Status akuisisi ini berarti bahwa karya tersebut telah dibeli dan kini menjadi koleksi resmi Balai Seni Negara Malaysia,” ungkapnya pada Minggu (2/2/2025), yang dilansir dari laman sumbarsatu.com.

Perjalanan akuisisi ini tidak singkat. Tawaran pertama dari Balai Seni Negara Malaysia datang pada 3 Desember 2024, dan setelah melalui tahap negosiasi yang cukup panjang, keputusan final dikukuhkan melalui surat resmi tertanggal 20 Desember 2024. Pada 15 Januari 2025, seluruh proses administrasi rampung, dan Garobak Galeri kini tengah dipamerkan dalam ajang Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT), sebuah perhelatan seni yang mempertemukan para seniman dari tiga negara.

Apresiasi dan Dampak Positif bagi Seniman

Akuisisi ini menjadi kejutan yang menyenangkan bagi komunitas RAS. Yusuf Fadli Aser mengakui bahwa pencapaian ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi seniman Sumatera Barat.

“Karya kami yang dibeli dan dikoleksi oleh Balai Seni Negara Malaysia dalam pameran IMT-GT ini benar-benar di luar dugaan. Ini adalah langkah besar bagi kami, dan tentunya, kebanggaan bagi Sumatera Barat,” ujarnya.

Anggota RAS lainnya, Arif Rahman, yang turut terlibat dalam proses penciptaan karya ini, menyebut pencapaian ini sebagai motivasi besar bagi komunitas seni di Sumatera Barat.

“Sebagai komunitas seni rupa, ini adalah dorongan besar bagi kami untuk terus berinovasi dan menampilkan karya terbaik,” kata Arif Rahman.

Ivan Harley, seorang aktor dari Komunitas Seni Nan Tumpah, yang juga terlibat dalam Garobak Galeri, mengungkapkan bahwa pengalaman ini membuka cakrawala baru baginya dalam dunia seni rupa.

“Biasanya saya berkarya di teater, tapi kali ini saya terlibat dalam seni rupa. Ini pengalaman baru yang sangat berharga,” tutur Ivan Harley.

Makna Budaya dan Narasi Minangkabau dalam Garobak Galeri

Salah satu faktor yang membuat Garobak Galeri menarik perhatian Balai Seni Negara Malaysia adalah kekuatan narasi budaya Minangkabau yang diusungnya. Dengan tema besar “Rantau”, karya ini memadukan berbagai bentuk seni, mulai dari seni lukis, video art, sound art, mixed media, hingga performance art.

“Konsep ‘rantau’ dalam Garobak Galeri diinterpretasikan melalui berbagai disiplin seni, menjadikannya kaya akan makna dan ekspresi budaya,” jelas Yusuf Fadli Aser.

Seni Sumatera Barat di Kancah Internasional

Pembelian Garobak Galeri oleh Balai Seni Negara Malaysia merupakan bukti bahwa seni rupa Sumatera Barat memiliki daya saing yang kuat di tingkat global. Kurator tamu Pameran IMT-GT 2024 sekaligus kurator Galeri Nasional, Bayu Genia Khrisbie, turut mengapresiasi keberhasilan RAS.

“Akuisisi ini bukan sekadar penghargaan, tetapi juga validasi atas praktik seni RAS yang progresif dan berbasis proses. Ini adalah pengakuan atas eksekusi kreatif mereka yang luar biasa,” ungkapnya.

Pameran Garobak Galeri di Balai Seni Negara Malaysia masih berlangsung hingga 28 Februari 2025. Sebelumnya, karya ini telah dipamerkan dalam ajang IMT-GT 2024 yang diselenggarakan dari 4 Juli hingga 1 Desember 2024 di Kuala Lumpur. Melalui karya ini, seniman RAS menampilkan perjalanan merantau sebagai bagian dari identitas masyarakat Minangkabau.

Lebih dari sekadar instalasi seni, Garobak Galeri menjadi medium kolaboratif yang mempertemukan berbagai seniman dari latar belakang yang beragam, di antaranya Yusuf Fadly Aser, Erlangga, Pedri Wandi Putra Tiara, Rizky Dwi Eka Putra, Sandi Prayogi, Arif Rahman, Teguh Eko Saputra, Taufik Hidayat, Angga Deja Kurnia, dan Ivan Harley.

Dengan pencapaian ini, Rumah Ada Seni terus mengukuhkan posisinya sebagai komunitas seni yang mampu menjembatani budaya lokal dengan dunia internasional. Seni Sumatera Barat kini semakin diperhitungkan di panggung global, membawa semangat kreatif dan nilai budaya yang kuat ke dalam kancah seni rupa dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *