BA – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, kita sering kali mengabaikan perasaan cemas yang datang tiba-tiba. “Ah, cuma stres biasa.” “Nanti juga hilang sendiri.” Tapi, tahukah kamu? Anxiety dan panic attack bukan sekadar rasa cemas biasa—mereka bisa menghancurkan mental dan fisik jika dibiarkan.
Saat Masyarakat Menganggapnya Berlebihan
Sering kali, orang yang mengalami anxiety atau panic attack dianggap sebagai sosok yang “lemah” atau “drama.” Stigma ini datang dari kurangnya pemahaman dan budaya yang masih menganggap kesehatan mental sebagai sesuatu yang tidak sepenting kesehatan fisik.
“Masa cuma gitu aja panik?” “Kamu kurang bersyukur sih, makanya gampang cemas.” “Jangan manja, semua orang juga punya masalah!”
Kalimat-kalimat seperti ini sering terlontar tanpa sadar, membuat penderita anxiety semakin terpuruk dan enggan mencari pertolongan. Padahal, gangguan ini bukan sekadar “perasaan berlebihan”—ini adalah kondisi medis yang nyata dan serius.
Apa Itu Anxiety dan Panic Attack?
Anxiety adalah kondisi di mana seseorang merasa khawatir berlebihan terhadap sesuatu, bahkan ketika ancaman itu tidak nyata atau tidak seburuk yang dibayangkan. Sementara itu, panic attack adalah episode ketakutan yang intens, muncul tiba-tiba, dan bisa menyebabkan gejala fisik seperti jantung berdebar kencang, sesak napas, pusing, hingga rasa seperti akan mati.
Bayangkan sedang duduk santai di kafe, menikmati kopi favorit, lalu tiba-tiba dada terasa sesak, tangan berkeringat, kepala pening, dan tubuh seperti kehilangan kendali. Ini bukan drama, ini adalah kenyataan bagi banyak orang yang mengalami panic attack.
Mengapa Kita Tidak Boleh Mengabaikannya?
- Bukan Sekadar Perasaan, Tapi Gangguan Serius Anxiety dan panic attack bukan tanda “lemah mental” atau “cuma butuh refreshing.” Ini adalah gangguan psikologis yang bisa memperburuk kualitas hidup.
- Dampak Fisik yang Nyata Serangan panik yang sering bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan gangguan sistem pencernaan. Anxiety yang berkepanjangan bisa menyebabkan insomnia dan melemahkan sistem imun.
- Menghancurkan Hubungan Sosial Banyak penderita anxiety yang menarik diri dari pergaulan karena takut dihakimi atau dianggap lebay. Akibatnya, mereka semakin merasa sendirian dan terisolasi.
- Bisa Memicu Depresi Anxiety yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi depresi, yang membuat seseorang kehilangan semangat hidup dan merasa tidak ada harapan.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
- Berhenti Menganggapnya “Lebay” Jika seseorang mengalami anxiety atau panic attack, jangan langsung meremehkan atau menganggap mereka berlebihan. Coba dengarkan dan berempati.
- Jangan Takut Mencari Bantuan Pergi ke psikolog atau psikiater bukan berarti kamu “gila.” Justru, itu adalah langkah berani untuk memahami diri sendiri dan mendapatkan solusi.
- Latih Pernapasan dan Mindfulness Teknik seperti pernapasan 4-7-8 (tarik napas 4 detik, tahan 7 detik, buang perlahan 8 detik) bisa membantu menenangkan sistem saraf saat serangan datang.
- Jangan Biarkan Stigma Menghalangi Kita perlu membangun lingkungan yang suportif dan terbuka tentang kesehatan mental. Jangan biarkan seseorang merasa sendirian hanya karena takut dianggap lemah.
Anxiety dan panic attack bisa menyerang siapa saja, kapan saja. Jangan abaikan, jangan sepelekan, dan jangan takut untuk mencari bantuan. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih peduli terhadap kesehatan mental!