Lomba Berzanji Marhaban di Bengkalis: Jaga Tradisi Melayu Islam di Tengah Arus Modernisasi

Budaya20 Dilihat

Mandau, (BA) – Tradisi Melayu Islam kembali menggema di Bengkalis. Lomba Berzanji Marhaban se-Kabupaten Bengkalis 2025, yang digelar Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kecamatan Mandau pada Jumat (22/8/2025), diharapkan mampu menjadi momentum melestarikan seni dan budaya warisan leluhur agar tidak hilang ditelan zaman.

Harapan itu disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Bengkalis, H. Toharuddin, mewakili Bupati Kasmarni saat membuka acara di halaman Balai Adat LAMR Mandau.

Tradisi Penuh Nilai Spiritual

Menurut Toharuddin, lomba ini bukan hanya arena adu keterampilan membaca berzanji, tetapi juga sarana memperkuat khazanah budaya Melayu Islam.

“Kitab Berzanji menceritakan perjalanan hidup Rasulullah SAW sejak lahir hingga wafat. Dengan membacanya, kita tidak hanya bershalawat, tetapi juga memperkokoh cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini perlu diwariskan kepada generasi mendatang,” ujarnya.

Kekhawatiran Akan Hilangnya Tradisi

Ia menyoroti derasnya arus modernisasi yang membuat tradisi berzanji marhaban mulai jarang dilakukan, padahal sejak dulu selalu hadir dalam acara aqiqah maupun Maulid Nabi.

“Kini sebagian sudah tergerus, sehingga generasi muda lebih akrab dengan budaya modern ketimbang warisan budaya religi mereka sendiri,” tambah mantan Camat Pinggir itu.

Harapan untuk Generasi Muda

Melalui lomba ini, Toharuddin berharap seni berzanji bisa kembali hidup, bukan hanya di panggung lomba tapi juga di tengah masyarakat. Ia mendorong kegiatan serupa digelar berkelanjutan agar identitas budaya Melayu Islam semakin kuat di Negeri Junjungan.

“Kami ajak generasi muda, penggiat seni, organisasi kepemudaan, untuk terus berkreasi dan menjaga warisan ini. Dengan begitu, semangat keagamaan dan kebersamaan masyarakat akan tetap tumbuh,” tegasnya.

Sentuhan Hijau di Balai Adat

Sebagai bagian dari kegiatan, dilakukan pula penanaman pohon buah-buahan di halaman Balai Adat LAMR Mandau. Selain mempercantik lingkungan, langkah ini menjadi simbol pelestarian tradisi sekaligus keberlanjutan alam.

Lomba Berzanji Marhaban di Mandau bukan sekadar ajang budaya, tetapi juga pesan kuat bahwa warisan leluhur harus terus hidup berdampingan dengan modernitas, agar identitas Melayu Islam tetap kokoh di hati generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *