Mengenal Sosok Tokoh Kedokteran Indonesia, Julie Sulianti Saroso

Sejarah443 Dilihat

Pekanbaru, Bilikanalogi – Sosok Julie Sulianti Saroso menjadi sosok trending pencarian Google Doodle hari ini. Google Doodle menetapkan beliau bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke-106.

Beliau seorang dokter wanita yang lahir pada 10 Mei 1917 dan dikenal sebagai tokoh kedokteran Indonesia. beliau meninggal pada usianya 73 Tahun. . Sepanjang hidupnya, ia berjuang dan menorehkan ilmunya di bidang kedokteran. Bahkan Julie Sulianti Saroso juga menerima sederet penghargaan atas jasa-jasanya.

Kedokteran
Dok. Google Doodle

Pendidikan

Beliau lulus sekolah kedokterannya tahun 1942 dari GHS (sekolah tinggi kedokteran) di Batavia (Jakarta). Kemudian meneruskan pendidikannya di Inggris, Skandinavia, Amerika Serikat dan Malaya selama 2 tahun (1950 sampai 1951) dan mendapatkan Certificate of Public Health Administrasion dari Universitas London. Pada tahun 1962 ia memperoleh gelar MPH (Master of Public Health) dan TM (Tropical Medicine), kemudian memperoleh gelar Doctor of Public Health (Epidemiologi) tahun 1965 setelah mempertahankan disertasi yang berjudul The Natural History of Enteropathogenic Escherechia Coli Infections di Tulane Medical School, New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat.

Riwayat perjuangan

Selama masa perjuangan kemerdekaan (1946-1949), beliau bekerja mengusahakan obat-obatan dan makanan di kantong-kantong gerilya daerah Tambun Gresik, Demak dan Yogyakarta, sehingga sempat ditawan tentara Belanda selama dua bulan di IVG Yogyakarta. beliau juga aktif di Organisasi Pemuda putri Indonesia (PPI) dan merupakan anggota Dewan Pimpinan KOWANI serta badan Kongres Pemuda Republik Indonesia. Kemudian bersama teman-temannya, ia juga membentuk Laskar Wanita yang diberi nama WAPP (Wanita Pembantu Perjuangan). Pada tahun 1947 mewakili Indonesia di Kongres Wanita di India.

Pekerjaan

Setelah menamatkan sekolah kedokterannya pada tahun 1942, beliau bekerja pada bagian Penyakit Dalam di CBZ, Jakarta. Kemudian setelah kemerdekaan RI, beliaupun melanjutkan karirnya di RS Bethesda Yogyakarya bagian penyakit anak.

Pada tahun 1951, beliau memulai karirnya di Kementerian Kesehatan sebagai kepala bagian Kesejahteraan Ibu dan Anak, Kepala Hubungan Luar Negeri, Wakil Kepala Bagian Pendidikan, Kepala Bagian Kesehatan Masyarakat Desa dan Pendidikan Kesehatan Rakyat, dan Kepala Planning Board.

Tahun 1967, beliau diangkan menjadi Direktur Jenderal Pencegahan, Pemberantasan dan Pembasmian Penyakit Menular (P4M) dan merangkap Ketua Research Kesehatan Nasional (LRKN) Departemen Kesehatan.

Tahun 1969, beliau di kukuhkan sebagai Profesor di Universitas Airlangga Surabaya dengan pidato pengukuhannya “Pendekatan Epidemiologis dalam Menanggulangi Penyakit”.

Pada tahun 1975, beliau mengundurkan diri dari abatannya sebagai Dirjen P4M dan diangkat menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan.

Pada tahun Pada tahun 1978 ia diangkat menjadi anggota tim perumus dan evaluasi Program Utama Nasional Bidang Ristek yang diperbantukan pada Menteri Negara Ristek.

Tepat pada tanggal 1 Januari 1979, beliau diangkay menjadi staf ahli Menteri Kesehatan, selain itu ditunjuk sebagai anggota Board of Trustess of the International Center of Diarrhea Disease Research Bangladesh serta menjabat sebagai Chairman of the board selama setahun 1979-1980.

Pada tahun 1981, beliau dipercaya sebagai penasehat Proyek Perintis Bina Keluarga dan Balita di bawah Menteri Muda Urusan Peranan Wanita.

Pada Tahun 1982, diangkat menjadi Dosen pada Lembaga Kedokteran Gigi Dinas Kesehatan Angkatan Laut.

Prof. Julie juga pernah menjabat sebagai ketua Rencana Lima tahun PELITA II sektor Kesehatan, pernah mewakili Pemerintah RI dalam sidang-sidang Internasional di Bidang Kesehatan, menjadi anggota WHO Expert Committee of Maternity and Child Health, anggota Komisi PBB Community Development di Negara-negara Afrika, anggota Honorary Society on Public Health Delta Omega, anggota WHO Expert Committee of Internasional Surveilance of Communicable Diseases, anggota Komisi Nasional Kedudukan Wanita Indonesia, President of the World Health Assembly dan anggota Badan Eksekutif WHO.

Dilansir dari halaman stekom beliau memiliki berbagai penghargaan yakni :

  • Piagam Pengabdian dan Jasa dalam meningkatkan Usaha Kesehatan (hygiene dan sanitasi) dari Menteri Kesehatan.
  • Piagam dari Pemerintah India atas jasanya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
  • Piagam Pegawai Teladan dari Menteri Kesehatan.
  • Bintang Mahaputra Pratama dari Presiden RI tahun 1975.
  • Bintang Penghargaan dari WHO South-east Asia Regional Committee
  • Piagam Penghargaan dari WHO Jenewa atas partisipasinya dalam membasmi penyakit cacar di dunia.
  • Piagam dari IDI atas semangat pengabdiannya yang luar biasa kepada dunia kedokteran dan kesehatan Indonesia.
  • Piagam Penghargaan dari Queensland Institute of Medical Research, Brisbane Australia.

Julie Sulianti Saroso juga adalah salah satu dari dua orang wanita yang pernah menjabat Presiden Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) selain Rajkumari Amrit Kaur dari India. Julie menjabat pada tahun 1973 sedangkan Rajkumari menjabat tahun 1950. Keduanya berasal dari benua Asia.

Untuk menghormati jasa-jasanya, sebuah rumah sakit di Jakarta diberi nama sesuai namanya yaitu Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *