Syafmanefi Alamanda : Gelombang Perkembangan Tari Kontemporer Di Riau

Opini123 Dilihat

PEKANBARU, BILIKANALOGI.WEB.ID Riau menjadi salah satu daerah yang terus bergeliat di bidang seni pertunjukan khususnya seni tari.

Seperti yang saya rasakan di atas semuanya bergelombang, akan tetapi dia selalu ada dikarenakan masih adanya orang-orang yang terus bergerak dan berproses tari itu, walaupun agak sedikit tersendat karena beberapa alasan tetapi mereka selalu bergerak.

Hal ini di buktikan dengan masih adanya re-generasi penerus tari dengan konsep-konsep kontemporer tersebut. Kalau kita membahas masalah kuantitas ada tapi tidak banyak, apa lagi pemahaman dan eksploitasi ke kontemporer masih jarang intens.

Di lingkungan Provinsi Riau ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan baik secara swadaya dan adapula  di dukung oleh pemerintahan. Hal ini menjadi wadah ekspresi kreatif bagi para koreografer dan penari-penari kontemporer untuk berekspresi.

Di Riau ada beberapa yang kegiatan yang masih bertahan seperti: Pingat Kejohanan Tari Dewan Kesenian Riau yang bersifat lomba, Pastakom (Pasar Tari Kontemporer) yang di taja oleh yayasan Tari Laksamana, Geliat Postur (Lentil Dance Riau), Dulu ada Bandar Serai Award, Lancang Kuning dance Festival, Laksamana Award, kegiatan2 ini merupakan rangsang kreatif untuk khalayak insan tari agar tetap terus bergerak dan berkreasi kreatif.

Tokoh-tokoh yg masih bergerak adalah Iwan Irawan Permadi, Syafmanefi Alamanda, Tito Aldila, Wan Harun, Miftahul Hauna, Dewi Safrila dan masih banyak lagi kaum muda mudi yang akan terus bergerak di dunia tari kontemporer ini.

Pada saat ini seyogyanya kepekaan para koreografer terhadap perkembangan zaman sekarang bisa merangsang pemikiran untuk berkolaborasi dalam penciptaan karya-karya barunya dengan dunia digitalisasi tersebut.

baca juga Pingat Kejohanan Tari DKR 2024, Pemenang Kompetisi Di Dominasi Kota Pekanbaru

Tetapi yang paling penting adalah ketika ide atau tema itu datang dan ada, maka berproseslah dengan benar-benar berproses serta kreatif.

Dan tentu saja berproses kreatif juga melibatkan Budaya Local. Budaya lokal tidak bisa dilepaskan dari kebiasaan para insan seni tari di Riau, sehingga dia tetap tumbuh dan berkembang sesuai zamannya dan memberikan warna-warna baru dalam perkembangan tari kontemporer, ya itulah bentuk dan jenis tari kontemporer di Riau dan mungkin di indonesia sendiri.

Tantangannya yang dihadapi saat sekarang adalah kita harus terus mengkampanyekan bahwa karya seni itu hadir bukan begitu saja tetapi melalui proses yang panjang jadi cintailah proses, dan rajin-rajinlah membaca. Hal ini lah yg selalu menjadi hambatan dalam pelaksanan ajang pertunjukan seni dan khususnya tari. Tidak bisa kita pungkiri bahwa hasil berupa materi tidak akan berbanding untung, untuk balek modal saja sudah syukur, tapi tetap berkreatif ini menjadi menarik untuk terus dilakukan karena ada keindahan dan keasikan tersendiri bagi pelaku dan pembuat tari kontemporer itu sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *