Pola asuh otoritatif adalah salah satu dari empat gaya pengasuhan anak yang dikembangkan oleh psikolog Diana Baumrind pada tahun 1960-an. Pola asuh ini sering dianggap sebagai pendekatan yang paling seimbang dan efektif dalam mengasuh anak. Dalam pola asuh otoritatif, orang tua sering menerapkan disiplin yang ketat namun adil, diimbangi dengan dukungan emosional dan komunikasi yang terbuka.
Para ahli menggambarkan gaya pengasuhan ini sebagai salah satu yang paling cocok untuk anak-anak di Indonesia.
Karakteristik pola asuh otoritatif
Pola asuh otoritatif ditandai dengan beberapa ciri utama:
1. keseimbangan antara kontrol dan kebebasan: orang tua yang otoriter menetapkan batasan-batasan yang jelas dan tegas, namun tetap memberikan kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan pendapat mereka.
2. komunikasi dua arah: Orang tua yang otoriter terbuka untuk berdiskusi dengan anak-anak mereka dan mendengarkan pendapat mereka. Namun, keputusan akhir dibuat demi kepentingan terbaik anak.
3. disiplin yang adil: Disiplin yang konsisten dengan penjelasan tentang konsekuensi dari perilaku tertentu sehingga anak memahami alasan dari peraturan tersebut.
4. dukungan emosional: orang tua memberikan dukungan emosional yang kuat dan membangun keterikatan yang sehat dan hubungan yang penuh kasih dengan anak-anak mereka.
Relevansi pola asuh otoritatif di Indonesia
Menurut beberapa ahli, pola asuh otoritatif sangat cocok diterapkan dalam konteks masyarakat Indonesia karena sesuai dengan nilai-nilai budaya yang menghargai keseimbangan antara kewajiban sosial dan kebebasan individu. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa para ahli merekomendasikan pendidikan otoritatif di Indonesia:
1. Keseimbangan antara kolektivisme dan individualisme: Budaya Indonesia berakar kuat pada kolektivisme, tetapi pada saat yang sama modernisasi dan globalisasi membawa pengaruh individualisme. Pola asuh otoritatif memungkinkan orang tua untuk menanamkan rasa tanggung jawab sosial pada anak tanpa mengabaikan perkembangan individu mereka.
Menurut psikolog anak Dr Seto Mulyadi (Kak Seto), pola asuh otoritatif memberikan ruang bagi anak untuk berkembang secara bebas namun tetap dalam kontrol yang sehat.
“Anak-anak Indonesia membutuhkan kebebasan berekspresi, namun dalam batasan yang dapat menjaga keseimbangan antara hak dan tanggung jawab,” katanya.
2. Mengatasi tantangan perkembangan sosial: Di dunia yang semakin kompleks, anak-anak Indonesia menghadapi berbagai tantangan sosial, seperti tekanan media sosial, kompetisi akademik, dan perubahan sosial. Pengasuhan yang otoritatif memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang kuat sehingga mereka dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dengan baik.
3. Menumbuhkan kemandirian yang bertanggung jawab: Bentuk pengasuhan ini memungkinkan anak untuk belajar mandiri dalam lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang. Anak-anak yang dibesarkan secara otoritatif umumnya lebih percaya diri, bertanggung jawab, dan mampu membuat keputusan yang baik.
4. Prestasi akademik dan sosial yang lebih baik: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh otoritatif cenderung berprestasi lebih baik di sekolah dan memiliki hubungan sosial yang lebih sehat. Alasannya adalah karena kombinasi disiplin yang konsisten dan dukungan emosional yang kuat mendorong perkembangan kognitif dan sosial anak.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Indonesia (UI) menegaskan bahwa pola asuh otoritatif dapat meningkatkan kualitas interaksi anak dengan lingkungannya, baik di rumah maupun di sekolah, serta membantu membangun kepribadian yang lebih mudah beradaptasi dan tangguh.
Para ahli sepakat bahwa pola asuh otoritatif merupakan salah satu metode pengasuhan terbaik di Indonesia. Dengan keseimbangan antara kontrol dan dukungan, komunikasi yang terbuka, dan disiplin yang adil, pola asuh ini menciptakan fondasi yang kuat bagi anak-anak untuk berkembang menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab serta memiliki kecerdasan emosional yang baik.
Dengan menerapkan pola asuh otoritatif, para orang tua di Indonesia dapat membantu anak-anak mereka untuk menguasai tantangan modern tanpa kehilangan nilai-nilai tradisional yang kuat.
Sumber:
– Mulyadi, Seto. (2020). “Peran Orang Tua dalam Mengasuh Anak di Era Digital.” Diskusi Psikologi Anak, Jakarta.
– Penelitian Universitas Indonesia, Fakultas Psikologi. (2022). “Hubungan Pola Asuh Otoritatif dengan Prestasi Akademik Anak Sekolah Dasar.”
– Baumrind, Diana. (1966). “Effects of Authoritative Parental Control on Child Behavior.” Child Development.