Judul : Langkah Hidup Menuju Takdir
Pergi dari rumah ini dan kita akan temukan jawaban hidup lewat kota-ke-desa. Menimang-nimang kenangan masa lalu; dan kita akan mendengar suara-suara dek kapal di sana, berlayar—menangkap sebuah perjalanan masa depan
Pergi dari rumah ini dan kita akan menangis ketika dua-tubuhrenta memaki-maki. Masing-masing mempertanyakan hidup, untuk apa sebenarnya mati? jiwa-jiwa diciptakan dari kesendirian yang sedari lahir kita tidak tahu, tidak mengertibagaimana cara menghindar dari keramaian
Pergi dari rumah ini dan kita akan pergi, pergi berjalan tanpahenti. Kaki-kaki telah kandas oleh langkah tertatih—apakah kita sedang di rumah? apakah kita di luar rumah?
Pergi dari rumah ini dan kita akan terbangun di mana hidupadalah masa depan. Lalu mengerling, seolah rumah telah tiada di benak kita. Barangkali rumah seperti aula, barangkalirumah berbentuk istana, barangkali rumah ada di hutan, barangkali rumah adalah Tuhan?
Pergi dari rumah ini dan kita akan termenung. Tercenungsendiri dari rentetan perjalanan kepala tentang rumah. Kaubertanya:
Apa kita sudah pulang?
Ya, kita telah berpulang kawan.
2024
Tentang Saya
Rifqi Septian Dewantara asal Balik papan, Kalimantan Timur Mei 1998. Menulis puisi sejak 2018. Pernah merambahpenulisan prosa-liris dan artikel seni budaya. Karya-karyanya pernah tersebar di beberapa media online maupun majalah digital seperti Media Indonesia, Berita Satu, Suara Merdeka, Borobudur Writers & Cultural Festival, Tatkala.co, Bali Politika, Omong–Omong Media, Sumsel Update, Penerbit Langgam Pustaka, Kurungbuka.com, Sudut Kantin Project, Halimun Salaka, Laman Riau, Madura Pers, Betawi Pos, Penerbit Pustaka Ekspresi, Nolesa.com, Nalar Politik, RedaksiMarewai, Redaksi Ngewiyak, Biem.co, The Papua Journal, Riau Sastra, Metafor.id, Vox NTT, OmpiOmpi.com, ButolPost, Dermaga Sastra, dan Poros Timur.
Buku antologi pertamanya bertajuk “LIKE” merupakan puisi-puisi pilihan Bali Politika tahun 2023 yang diterbitkan oleh Pustaka Ekspresi serta dua sajaknya berjudul Pasar Rakyat & Putus! pernah dimuat Majalah Elipsis.
Kini, bekerja sebagai peneliti dan penulis lepas di Halmahera, Maluku Utara.
Bisa disapa melalui Facebook: Rifqi Septian Dewantara.