SRIKANDI CANTIK ASAL MALAYSIA DAPAT GELAR PESILAT “IKON SELEBRITI” DI AJANG FESTIVAL PENDEKAR ANTARABANGSA

Myza Rafika : Selain sebagai aktor film saya juga kerap kali menciptakan choreography fighting di setiap laga yang saya perankan.

MELAKA BILIKANALOGI.WEB.ID Srikandi atau biasa disebut sebagai pesilat perempuan asal Kuala Lumpur ini terima penghargaan sebagai Pesilat “Ikon Selebriti” di ajang Festival Pendekar Antarabangsa (FPA) 2024 yang diadakan di Melaka, Malaysia Sabtu (09/11/24). Myza Rafika nama akrab dipanggil untuk kesehariannya, lahir di Ampang (Kuala Lumpur). Beliau seorang aktor dan juga stuntactrees yang sudah membintangi 8 film laga seperti “Telingkah” (2018), “Pendekar Awang : Indera Gajah” (2024) dan “6 Jilake” pada tahun 2025 nanti.

Srikandi cantik ini di anugerahi gelar Srikandi kategori “Ikon Selebriti” karena sudah diakui kelihayannya dalam ilmu seni bela diri dan juga sudah mengharumkan nama Malaysia melalui Film serta sinetron yang diperankannya.

Ibu dua anak ini mulai menimba ilmu seni bela diri sejak berumur 14 tahun dan tergabung dalam Perguruan “Gayung Fatani“. Beliau mengatakan bahwa belum pantas untuk mendapatkan anugerah ini dikarenakan masih banyak kekurangan dan harus banyak belajar lagi.

Myza Rafika (kiri) dengan Pesilat asal Riau, Muhammad Aryan Maulana (kanan) sebagai penerima anugerah kecemerlangan seni bela diri dunia

“Anugerah Srikandi kategori Ikon Selebriti ini, saya rasa belum pantas untuk saya dapatkan. Karena saya fikir saya belum layak, dan saya harus sadar diri juga. Masih banyak yang harus saya benahi dan saya gali. Tetapi di dalam dunia seni peran saya rasa hanya saya yang memerankan tokoh sebagai pesilat wanita di sini. Selain itu saya juga banyak menciptakan choreographer fighting di dalam film-film yang saya lakonkan.” Katanya

“Mungkin dari situlah orang-orang melihat perjuangan saya yang tak mudah ini, akhirnya mereka yakin saya pantas mendapatkan anugerah ini.” Imbuhnya.

Anugerah Srikandi ini tentu menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi Myza Rafika terhadap penyelenggara kegiatan. Ia menyampaikan harapannya kepada penyelenggara agar (FPA) ini tetap terlaksana kedepannya dan menjadi suatu ajang silaturahmi bagi pesilat yang ada di dunia.

“Saya berharap dengan adanya kegiatan ini mampu mempererat tali silturahmi antar pesilat di dunia, terutama Indonesia dan Malaysia. Mampu memupuk minat dan bakat anak-anak (generasi sekarang) dalam menjaga tradisi nenek moyang mereka. Selain itu saya rasa Negara harus bisa memberikan penghargaan kepada pesilat-pesilat yang ada di negeri ini.” Tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *