Jakarta, (BA) – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami tekanan sejak awal pembukaan perdagangan hari ini, Senin (28/4/2025). Pada pukul 11.00 WIB, rupiah tercatat di posisi Rp16.862 per dolar AS, melemah sebesar 0,19 persen atau 32 poin dibandingkan penutupan sebelumnya.
Pada akhir pekan lalu, rupiah sempat menguat 0,25 persen ke level Rp16.829 per dolar AS. Namun, penguatan tersebut tidak bertahan lama di tengah sikap investor global yang masih cenderung berhati-hati.
Investor Bersikap Wait and See
Analis pasar uang, Lukman Leong, mengungkapkan bahwa meski kondisi global menunjukkan tanda-tanda perbaikan, ketidakpastian terhadap kebijakan tarif baru dari AS membuat investor memilih untuk menahan diri.
“Sentimen global membaik, tetapi banyak pelaku pasar masih menunggu kepastian dari kebijakan tarif AS. Ini membuat pergerakan rupiah terbatas,” jelas Lukman. Ia memperkirakan, hari ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.750 hingga Rp16.900 per dolar AS.
baca juga Kampung Seni Batam: Oase Budaya di Tengah Hiruk-Pikuk Kota Industri
Mirae Asset: Stabil Tapi Risiko Tetap Ada
Sementara itu, Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia melihat pergerakan rupiah cenderung stabil meskipun risiko ke depan dinilai masih cukup besar.
“Pergerakan pasar finansial Indonesia pekan lalu cukup positif. Namun, kami menilai risiko eksternal dan internal masih cukup tinggi,” ujar Tim Mirae.
Mereka memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan tetap aktif menjaga stabilitas rupiah, termasuk di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Dalam jangka pendek, rupiah diproyeksikan tetap bergerak dalam rentang Rp16.700 hingga Rp17.000 per dolar AS.
Faktor Kunci: Kebijakan AS dan Peran BI
Situasi nilai tukar rupiah saat ini mencerminkan sensitivitas pasar terhadap arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Selain itu, langkah-langkah Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas menjadi faktor penting dalam meredam volatilitas lebih lanjut.