Penemuan 19 Spesies Baru Lebah Keringat: Sebuah Langkah Maju dalam Ilmu Penyerbukan

News15 Dilihat

Toronto, (BA) – Jason Gibbs, seorang mahasiswa doktoral di York University, Kanada, telah mengungkap keanekaragaman luar biasa dari lebah keringat (Lasioglossum spp.) di Kanada. Dalam perjalanan menuju laboratorium, ia secara tidak sengaja menemukan salah satu spesies baru di pusat Kota Toronto.

Penemuan ini merupakan bagian dari studi besar yang mencakup pemeriksaan terhadap 84 spesies lebah keringat di Kanada. Dari jumlah tersebut, 19 spesies diidentifikasi sebagai spesies baru yang belum pernah dideskripsikan sebelumnya.

“Penemuan spesies ini amat penting. Tanpa mengetahui jenis lebah yang kita miliki, kita tidak akan tahu jenis lebah apa yang kini hilang,” ujar Gibbs.

Kontribusi Besar untuk Ilmu Pengetahuan

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Zootaxa ini memberikan panduan penting bagi para ilmuwan untuk melacak keanekaragaman lebah, memahami biologi penyerbukan, dan mengeksplorasi evolusi perilaku sosial serangga.

Lebah keringat berperan penting dalam penyerbukan tanaman pangan dan bunga liar. Gibbs mengingatkan bahwa satu dari tiga suap makanan manusia bergantung pada jasa penyerbukan, termasuk produk-produk daging yang bergantung pada tanaman pakan.

Kesulitan dalam Identifikasi Spesies Lebah Keringat

Meski memiliki peran besar, lebah keringat termasuk kelompok yang sulit diidentifikasi. Morfologi mereka hampir seragam, menciptakan tantangan besar bagi para ahli taksonomi.

Gibbs menyortir ribuan lebah dari koleksi sejarah, museum, dan survei biodiversitas. Ia menggabungkan pendekatan morfologi dengan analisis DNA barcoding untuk memastikan identifikasi hingga tingkat spesies. “Karakteristik fisik antarspesies lebah ini sangat mirip, menjadikannya mimpi buruk bagi ahli taksonomi,” ujar Gibbs.

Penemuan Spesies dengan Perilaku Unik

Salah satu spesies yang ditemukan Gibbs adalah lebah keringat kukuk, yang memiliki rahang bawah besar. Perilaku lebah ini menyerupai burung kukuk: mereka tidak membuat sarang sendiri, tetapi meletakkan telurnya di sarang lebah lain. Rahang besar mereka digunakan untuk perkelahian, bukan mencari makan atau membuat sarang.

Selain itu, Gibbs mengidentifikasi spesies dengan garis metalik kecil yang banyak ditemukan di taman-taman Toronto, termasuk lebah yang hanya berukuran 4 milimeter.

Implikasi Penemuan bagi Konservasi

Penelitian Gibbs memperbaiki alat identifikasi lebah yang dapat digunakan untuk melacak spesies yang terancam atau telah punah. Hasil ini juga memberi dasar untuk memahami bagaimana perilaku sosial dan evolusi serangga memengaruhi ekosistem.

Penemuan spesies baru ini menjadi bukti penting bahwa kota-kota besar seperti Toronto masih memiliki keanekaragaman hayati yang patut dijaga. Penelitian ini mengingatkan kita akan pentingnya memahami dan melindungi ekosistem yang mendukung kehidupan sehari-hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *