Semangat Tak Padam: Kemilau Melayu 2025 Full Vibes, Sanggar Seni Kemilau Full Apresiasi

Pekanbaru, (BA) – Dalam era digital yang serba instan, minat anak-anak terhadap seni tradisi semakin jarang ditemukan, terlebih lagi bagi anak laki-laki yang berani menari. Namun, Sanggar Seni Kemilau berhasil mematahkan stigma tersebut melalui pergelaran memukau bertajuk “Kemilau Melayu : Warisan Tak Lekang, Semangat Tak Padam” oleh Sanggar Seni Kemilau yang digelar di Anjung Seni Idrus Tintin, Sabtu (30/8/2025) malam.

Sejak pukul 19.00 WIB, suasana di sekitar gedung sudah dipadati para penonton yang antusias. Tepat pukul 20.00 WIB, acara dimulai dengan pembacaan doa oleh Monda Gianez Nasution.

Tari Kuala Deli oleh penari cilik Sanggar Seni Kemilau

Pergelaran ini diawali oleh penampilan Tari Melayu Kuala Deli sebagai salah satu suguhan awal, yang dibawakan dengan penuh percaya diri oleh penari cilik Sanggar Seni Kemilau yang terdiri dari anak perempuan dan anak laki-laki. Kehadiran mereka di atas panggung bukan sekadar hiburan, tetapi juga bukti bahwa seni tradisional masih memiliki tempat di hati generasi muda. Penampilan tari ini yang langsung memikat perhatian audiens. Tepuk tangan meriah menggema, menjadi bukti apresiasi dan motivasi untuk para penari cilik yang telah menampilkan performa terbaik mereka.

Tidak berhenti di situ, rangkaian acara terus mengalir dengan berbagai penampilan menarik. Di antaranya Tari Bagholek, sebuah karya hasil koreografi yang ditarikan oleh tiga penari laki-laki dan lima penari perempuan.

Segmen berikutnya menghadirkan kolaborasi unik antara teater dan tari, dibalut dengan interaksi MC. Drama pendek yang diselipkan dalam pertunjukan ini berhasil membuat penonton terhibur, terlebih ketika adegan pembacaan puisi berpadu dengan gerak tari yang juga diucapkan dengan hitungan, kemudian datang seseorang yang memanggil ayah yang ditujukan kepada MC. Riuh penonton pun menggema gedung pertunjukan.

Tari Ma’auwo Karya Koreografer Elfhera Rosawati, Komposer Taufiq Yendra Pratama

Tidak hanya itu, penonton juga disuguhkan berbagai tarian lain seperti Joget Sonde Kreasi, Tari Ma’auwo, Berayun dalam Zapin, hingga Tari Tawadhu’ yang penuh makna religius.

Menjelang akhir, suasana semakin meriah dengan penampilan Raikan Jopin. Pergelaran ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga bentuk nyata pelestarian budaya. Sanggar Seni Kemilau berhasil menanamkan nilai bahwa seni tradisi adalah warisan yang harus dijaga bersama, dan anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki peran besar dalam menjaga keberlanjutannya.

Elfhera sebagai koreografer sekaligus pemilik dari Sanggar Seni Kemilau mengutarakan harapannya agar kegiatan ini terus berlanjut sebagai bentuk perwujudan dalam melestarikan tari-tari tradisional atau tari yang berpijak kepada tradisi

“Harapannya kegiatan ini bisa terus berlanjut sebagai wujud melestarikan tari-ta tradisi apalagi teruntuk anak-anak dan generasi muda kedepannya” ungkap Elfhera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed