PENERAPAN SCHOOL WELL-BEING MELALUI PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS SOSIAL EMOSIONAL

Pendidikan17 Dilihat

Pekanbaru, (BA) – School well-being atau kesejahteraan di sekolah bukan hanya sebatas kegiatan belajar di kelas maupun aktivitas fisik semata, melainkan mencakup segala hal yang membuat seluruh warga sekolah merasa nyaman, bahagia, dan berkembang. Bahkan, orang tua pun turut merasakan hal yang sama ketika menitipkan anak mereka di lingkungan sekolah.

Konsep school well-being merupakan salah satu upaya menciptakan ekosistem sekolah yang mendukung semua aspek kehidupan, mulai dari kesehatan fisik, kondisi emosional, hubungan sosial, hingga mental. Dengan demikian, selain menekankan aspek penilaian akademik, sekolah juga diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus membentuk karakter peserta didik.

Terdapat beberapa dimensi utama yang sangat penting untuk mewujudkan school well-being, antara lain:

Dimensi School Well-Being

  1. Kesejahteraan Fisik (school condition/having)
    Faktor lingkungan sangat memengaruhi proses pembelajaran. Fasilitas sekolah yang bersih, aman, dan mendukung akan meningkatkan kenyamanan belajar siswa. Contohnya, ruang kelas yang layak, kegiatan olahraga rutin, serta penyediaan makanan sehat baik melalui program pemerintah seperti Makan Bergizi maupun dari kantin sekolah. Kondisi fisik yang baik akan berdampak langsung pada hasil akademik peserta didik.

  2. Kesejahteraan Emosional (social relationships/loving)
    Dimensi ini menekankan pentingnya pengelolaan emosi. Guru berperan besar dalam menciptakan suasana ramah dan terbuka, sehingga siswa merasa aman dan diterima. Hubungan sosial yang positif akan mendukung harga diri siswa, yang pada akhirnya memengaruhi motivasi dan hasil belajar mereka.

  3. Kesejahteraan Intelektual (self-fulfillment in school/being)
    Guru perlu menghadirkan tantangan dan aktivitas kreatif agar pembelajaran tidak monoton. Dimensi ini mendorong siswa untuk lebih termotivasi dan yakin bahwa kemampuan dapat diperoleh melalui usaha, dedikasi, serta proses belajar yang konsisten.

  4. Kesejahteraan Spiritual (health status)
    Aspek ini berkaitan dengan pengembangan nilai moral dan tujuan hidup. Melalui refleksi diri, siswa diajak memahami makna kehidupan serta hubungannya dengan orang lain, lingkungan, dan kekuatan yang lebih tinggi. Contohnya dalam pembelajaran seni tari tradisional seperti Zapin, terdapat makna filosofis pada setiap gerakan.

    • Gerak Tahto 1 melambangkan sikap rendah hati dan penghormatan kepada sesama.

    • Gerak Shut menggambarkan keadilan, kesabaran, dan keseimbangan hidup.

    • Gerak Siku Keluang mencerminkan dinamika kehidupan manusia.
      Nilai-nilai ini menjadi media pendidikan moral yang terintegrasi dalam kegiatan belajar.

Menciptakan School Well-Being

Kesejahteraan di sekolah merupakan tanggung jawab bersama antara kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, serta seluruh staf. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain:

  1. Membangun lingkungan sekolah yang aman dan positif.

  2. Memperkuat interaksi guru-siswa.

  3. Menerapkan pembelajaran sosial-emosional (PSE).

  4. Menyediakan dukungan kesehatan mental melalui kolaborasi dengan guru BK.

  5. Menghadirkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, misalnya dengan metode diferensiasi.

  6. Memberi ruang partisipasi siswa dalam perencanaan kegiatan sekolah.

  7. Menjalin kemitraan erat dengan orang tua untuk mendukung kesejahteraan anak secara konsisten.

Keterkaitan dengan Pembelajaran Seni Tari

Sebagai guru seni tari, penerapan school well-being sangat relevan. Pengelolaan emosi, baik oleh guru maupun siswa, akan memengaruhi jalannya proses pembelajaran. Interaksi positif, suasana kelas yang kondusif, serta pengajaran berbasis makna (bukan sekadar hafalan) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pembelajaran seni tari juga menanamkan nilai-nilai sosial dan moral melalui pengalaman estetik. Hal ini membantu siswa merasa aman, dihormati, dan bertanggung jawab. Pada akhirnya, school well-being mendukung pembelajaran sosial-emosional sekaligus memperkuat perkembangan holistik peserta didik, mencakup fisik, emosional, sosial, dan mental.

Konsep school well-being berperan penting dalam menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi seluruh komunitas pendidikan. Dengan penerapan dimensi having, loving, being, dan health status, sekolah dapat membangun ekosistem yang seimbang secara emosional, sosial, maupun spiritual. Hal ini akan mendukung siswa untuk mengembangkan potensi diri secara optimal dan membentuk generasi yang sehat, cerdas, serta berkarakter.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed