ADAKAN RAPAT FORUM TARI RIAU, WAN HARUN ISMAIL : BERSEPAKAT MENUJU MUFAKAT.

Pekanbaru, Seni150 Dilihat

PEKANBARU, BILIKANALOGI.WEB.ID – Ketua Forum Tari Riau, Wan Harun Ismail mengadakan rapat bersama sanggar/komunitas yang ada di Pekanbaru. Dalam pertemuan ini dihadiri oleh 17 sanggar/komunitas. Diselenggarakan di Taman Budaya Provinsi, Wan Harun Ismail memantapkan langkah untuk menghasilkan kesepakatan bersama dalam merumuskan legalitas forum serta mengagendakan kegiatan-kegiatan yang akan diikuti kedepannya.

Rapat yang diadakan Malam Jumat (26/09/24) kemarin juga dihadiri oleh sesepuh tari Riau yang karyanya sudah melanglang buana di Indonesia bahkan di luar Negeri. SPN Iwan Irawan Permadi, Epi Martison, S.Sn dan Muslim, S.Kar., M.Sn. Kehadiran sesepuh ini menjadi penting, bukan karena kekuatan fisik atau kedalaman keilmuannya, melainkan karena kearifannya. Secara fisik, mereka sudah sebagai orang tua bagi seniman-seniman muda di Riau. Kehadiran mereka diundang secara langsung oleh ketua Forum Tari Riau.

“Sumbangsih buah fikiran mereka sangat diperlukan untuk keberlangsungan forum ini serta dapat menjadi penasehat akan permasalahan-permasalahan yang hadir dalam perjalanan forum nantinya.” Ungkap Wan Harun.

“Kita harus bersatu, tidak lagi bergerak sendiri-sendiri. Harus percaya dan sepakat untuk Forum Tari Riau. Di Jakarta saya lihat banyak punya legalitas, tapi tidak ada tempat latihan. Tapi di Pekanbaru ini banyak tempat latihan yang bisa teman-teman gunakan. Maka sebaiknya kita harus membangun forum ini dengan kebersamaan.” Kata Epi martison dalam membuka forum.

Epi Martison (enam kiri) dalam memberikan pandangan akan Forum Tari Riau, (Doc. Emsuk).

Tidak hanya membicarakan seputar legalitas, dalam forum ini juga menyinggung masalah adab dan etika dalam berkesenian. Sangat penting adanya adab dan etika dalam berkesenian agar tetap terjaga dan terciptanya keharmonisan dalam berkesenian antar sesama. SPN Iwan Irawan, sangat penting menjaga dan mengutamakan adab dalam berkesenian jika ingin lama berkesenian.

“Adab dan etika harus diutamakan, bukan menghormati orang tua saja tapi juga menghormati sesama seniman. Saya selalu mengutamakan adab dan etika jika menggunakan penari dari komunitas atau sanggar lain. Itu hanya salah satu contoh adab dan etika saja. Saya tidak mau menjadi konflik antar ketua sanggar nantinya. Jika di tilik dari jejak saya berkesenian, saya sewaktu masih Di Yogyakarta menjadi penari pada beberapa koreografer Indonesia. Tapi saya izin dulu dengan management Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, begitu saya mengutamakan adab dan etika.” Ucapnya.

“Di Indonesia memiliki banyak sekali asosiasi seni di bidang tari, maka Forum ini menjadi penting karena bisa menjembatani komunitas-komunitas baru untuk menjemput kegiatan yang diselenggarakan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Kita tidak mau ketika ada kegiatan dari pemerintah, tapi malah makan sendiri, kata mereka nantinya. Makanya forum tercipta sebagai jembatan untuk informasi-informasi yang penting tadi dan bisa disebarluaskan kepada komunitas/sanggar di Riau.” Tambahnya.

SPN Iwan Irawan Permadi (tiga kanan) dalam Rapat Forum Tari Riau, Lokasi Taman Budaya Riau, (Doc. Emsuk).

Forum Tari Riau menjadi wadah untuk seluruh sanggar tari yang ada di Pekanbaru, tidak menutup kemungkinan nantinya akan ada sanggar/komunitas tari lain di daerah-daerah ikut bergabung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muslim, S.Kar., M.Sn yang disampaikan dalam rapat.

“Forum Tari ini bisa menjadi naungan bagi kita, mengumpulkan untuk menyatukan, jangan nantinya malah menjauhkan antar sesama. Kita mesti banyak mendudukkan segala sesuatu yang diperlukan. Membina komunitas-komunitas baru juga harus diperhatikan agar mereka bisa bergabung dan ikut andil dalam setiap kegiatan.” Katanya.

“Harapannya forum ini juga harus bisa menjangkau di daerah-daerah seperti kelompok tradisi maupun sanggar di daerah-daerah lainnya. Kita harus memikirkan itu agar jangkauan ini lebih luas lainnya.” Tambahnya.

Rapat berlangsung dengan cermat, di tengah rapat Iwan Irawan mengusulkan ketua Forum Tari Riau untuk membuat Arisan Tari. Kegiatan ini dilakukan sebulan sekali dengan menampilkan 1-2 karya dari setiap sanggar, baik itu karya kreasi maupun kontemporer. “Berharap dengan adanya Arisan Tari ini mampu memunculkan koreografer-koreografer baru serta adanya kegiatan setiap bulannya. Tidak hanya itu, juga dapat melatih penari/koreografer untuk berani berbicara di depan umum.” Katanya.

Muslim, S.Kar., M.Sn (enam kiri) menyampaikan harapan untuk Forum Tari Riau.

“Dengan adanya Forum Tari Riau ini, sanggar/komunitas kecil dapat merasakan manfaatnya, secara tujuannya dikelola secara bersama-sama. Maka tidak akan ada lagi permasalahan ketidakadilan dalam perkumpulan dan berkesenian. Sekarang belum, tapi dalam waktu dekat akan kita rampungkan itu semua, baik dari legalitas maupun agenda lainnya yang dianggap perlu.” Tutup Wan Harun Ismail.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *