BA – Sebelum kekuatan Eropa Barat mendominasi Asia Tenggara, wilayah yang kini kita kenal sebagai Indonesia adalah Nusantara, kumpulan pulau-pulau yang dikuasai berbagai kerajaan. Salah satu kerajaan yang menorehkan sejarah besar di Nusantara adalah Kerajaan Siak Sri Indrapura di Pulau Sumatera. Berdiri sejak tahun 1723, kerajaan ini menjadi simbol kekuatan Melayu di masa lampau.
Sejarah Awal Berdirinya Kerajaan Siak
Kerajaan Siak didirikan oleh Raja Kecik, putra Sultan Mahmud Syah dari Johor, yang terpaksa melarikan diri setelah tahta Johor direbut pada tahun 1722. Dengan pusat kekuasaan di Buantan, Raja Kecik mendirikan kerajaan baru di tepian Sungai Siak. Nama “Siak” berasal dari tumbuhan siak-siak yang banyak ditemukan di wilayah tersebut.
Pusat pemerintahan Kerajaan Siak berpindah-pindah dari Buantan, Mempura, hingga akhirnya menetap di Siak Sri Indrapura pada masa Sultan ke-11, Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (1889-1908).
Istana Siak Sri Indrapura: Warisan Megah Kerajaan
Pada masa Sultan Syarif Hasyim, dibangunlah Istana Siak Sri Indrapura, yang kini dikenal sebagai Istana Asseraiyah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur. Istana ini selesai dibangun pada tahun 1889 dan menjadi pusat pemerintahan serta simbol kebesaran kerajaan.
Arsitektur istana memadukan gaya Melayu, Arab, dan Eropa. Bangunan dua lantai ini memiliki 15 ruangan, dengan lantai pertama sebagai tempat sidang dan menerima tamu, sedangkan lantai kedua untuk peristirahatan Sultan dan tamu kerajaan. Pilar-pilar megah, mozaik kaca, dan ukiran khas menghiasi istana, menandakan keagungan budaya Melayu pada masa itu.
Kemajuan Ekonomi dan Diplomasi Internasional
Di bawah pemerintahan Sultan Syarif Hasyim, Kerajaan Siak mengalami kemajuan pesat di bidang ekonomi. Sang Sultan bahkan melawat ke Eropa, mengunjungi Belanda dan Jerman, untuk memperkuat hubungan diplomasi. Perjalanan ini mencerminkan wawasan dan visi modern Sultan dalam mengelola kerajaannya.
Bergabungnya Siak dengan Republik Indonesia
Sultan terakhir Siak, Sultan Syarif Kasim II, memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, Sultan menyatakan dukungannya terhadap Republik Indonesia. Ia menyerahkan mahkota kerajaan dan menyumbangkan 10.000 Gulden kepada pemerintah Indonesia. Sultan Syarif Kasim II kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1997.
Istana Siak sebagai Destinasi Wisata Sejarah
Kini, Istana Siak berstatus sebagai cagar budaya dan destinasi wisata sejarah di Provinsi Riau. Museum di dalam istana menyimpan berbagai peninggalan kerajaan, seperti perhiasan, alat musik, hingga singgasana Sultan. Istana ini menjadi saksi bisu kebesaran Kerajaan Siak Sri Indrapura sekaligus bukti keanekaragaman sejarah Nusantara.
Warisan Abadi Melayu di Jantung Riau
Kerajaan Siak Sri Indrapura bukan hanya simbol masa lalu, tetapi juga warisan budaya yang menghubungkan generasi kini dengan sejarahnya. Dengan tetap terjaganya Istana Siak, kita dapat mengenang perjalanan panjang Nusantara menuju Indonesia yang bersatu.