BILIKANALOGI.WEB.ID – Pekanbaru Kota Bertuah, inilah slogan kota pekanbaru saat ini. Pada HUT ke-239 Pemko Pekanbaru mengusung tagline Pekanbaru Bergerak, Tumbuh, dan Bermarwah. Nah sobat bilik, yuk mengenal kembali tentang Kota Pekanbaru tercinta.
Nama “Pekanbaru” berasal dari bahasa Melayu yang berarti “Pasar yang Baru” atau “Pasar Minggu”. Nama ini mencerminkan peran pasar sebagai elemen penting dalam perkembangan kota.
Pada abad ke-18, Pekanbaru menjadi bagian dari Kesultanan Siak. Kesultanan Siak memainkan peran penting dalam membentuk sejarah dan budaya kota ini. Kesultanan Siak sendiri didirikan oleh Raja Kecik pada tahun 1723, dan Pekanbaru menjadi pusat pemerintahannya.
Pada awal abad ke-20, Belanda menguasai Pekanbaru pada masa penjajahan. Kota ini kemudian menjadi pusat administrasi dan ekonomi di wilayah Riau. Selama masa ini, Pekanbaru tumbuh sebagai kota perdagangan dan menjadi pusat ekonomi yang penting.
baca juga Kegiatan Keagamaan Di Pekanbaru, Muflihun : Pemkot Akan Selalu Siap Bersinergi
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Pekanbaru terus berkembang. Pada tahun 1959, Riau menjadi provinsi yang terpisah dari Sumatera Tengah, dan Pekanbaru menjadi ibu kotanya.
Sejak Pekanbaru menjadi ibu kota provinsi Riau, kota ini terus berkembang dan tumbuh. Infrastruktur kota telah dikembangkan dan berbagai sektor ekonomi telah berkembang, termasuk sektor perkebunan, perkebunan kelapa sawit dan sektor industri.
Di masa modern ini, Pekanbaru memegang peranan penting dalam perekonomian nasional melalui kontribusi sektor perkebunan, terutama industri kelapa sawit. Perkembangan sektor jasa dan perdagangan juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kota ini.
Pekanbaru juga merupakan pusat kegiatan budaya dan pendidikan di wilayah Riau. Berbagai acara budaya, festival dan kegiatan seni berlangsung secara teratur. Pendidikan juga berkembang dengan berdirinya beberapa institusi pendidikan, termasuk universitas dan sekolah tinggi.
Dengan sejarah dan perkembangannya, Pekanbaru tetap menjadi pusat kegiatan ekonomi, budaya dan pendidikan di provinsi Riau, Indonesia.
Sedangkan dilansir dari laman dunia pendidikan, Menurut sejarahnya, kota Pekanbaru berawal dari sebuah dusun kecil bernama Dusun Senapelan. Dalam perkembangannya, Dusun Senapelan berpindah ke pemukiman baru bernama Dusun Payung Sekaki yang terletak di tepian muara Sungai Siak. Dusun Senapelan juga erat kaitannya dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Saat itu, raja keempat Siak Sri Indrapura, Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah yang bergelar Tengku Alam menetap di Dusun Senapelan dan membangun istana di Kampung Bukit di dekat Dusun Senapelan. Kemudian, Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah mendirikan sebuah pasar di Dusun Senapelan, namun tidak berkembang. Putranya, Raja Muda Muhammad Ali, melanjutkan pasar di lokasi yang baru.
Dusun Senapelan pun berganti nama menjadi Pekan Baharu pada 21 Rajab 1204 H. Sejak saat itu, hari ulang tahun Kota Pekanbaru dirayakan setiap tanggal 23 Juni. Dahulu, Kampung Senapelan lebih dikenal dengan sebutan Pekan Baharu. Seiring berjalannya waktu, kini lebih dikenal dengan sebutan Kota Pekanbaru, ibukota provinsi Riau.
Pada tahun 2023 yang dilansir dari laman dispusip, Komunitas Kampung Dongeng Pekanbaru telah meluncurkan “Kegiatan Edukasi Zaman Now” untuk puluhan anak yang berpartisipasi dalam Pekan Ceria Kemojo.
Melalui kegiatan ini, pemerintah mendukung gerakan literasi di masyarakat, khususnya bagi generasi muda. Kali ini, komunitas Kampung Dongeng Pekanbaru menawarkan kegiatan kreatif dan edukatif bagi anak-anak usia 5-10 tahun untuk mengisi musim liburan.
“Pemerintah menyediakan perpustakaan bagi anak-anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan perpustakaan keliling dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan membaca dan kecintaan mereka terhadap buku. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada komunitas Kampung Dongeng yang telah mengikutsertakan perpustakaan dalam kegiatan Pekan Ceria Kemojo,” ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru, Hj. Erna Juita, SH,. M.Si