Pekanbaru, Bilikanalogi – Setidaknya rasa kagumku, bukan hanya melihat penulis dari instagram, mendengarkan lagu penulis dan menyukainya karena suka traveling. Ya setidaknya buku penulis menjadi inspirasi bagi diriku yang mempunyai pengetahuan dangkal tentang hidup. Catatan Juang, buku yang pertama kali saya baca dari dua buku lainnya Konspirasi Alam Semesta dan Garis Waktu. Penasaran dengan buku bersampul merah yang saya sangka memang lusuh, ternyata covernya saja dan isinya cukup menakjubkan.
Ternyata benar kata pepatah “Jangan menilai seseorang dari sampulnya”. Pepatah ini bagi saya cocok dengan cover buku Catatan Juang. Sebuah buku yang ditulis oleh Fiersa Besari. Seorang laki-laki yang suka berpetualang, penyanyi, penulis dan sebagainya, lelaki yang memerdekakan diri dalam menikmati hidup, dan melakukan semua untuk keluarga. Menjadikan semua tempat sebagai guru (ini menurutku). Buku catatan juang setidaknya memberikan inspirasi bagi diriku, bahwa ada yang harus diselesaikan terhadap diri sendiri. Membuat pilihan terkadang memang sulit, tetapi setidaknya harus dicoba. Sehebat apapun yang kemampuan yang dimiliki tetapi tidak dipergunakan atau diasah menjadi lebih baik lagi semua akan menjadi nihil. Walaupun tidak paham pada awalnya, kalau dicoba secara teratur maka akan terbiasa dan paham. Ditusuk secara tajam bak pisau, Fiersa mencoba untuk membuka pemikiran pembaca dalam menyikapi keputusan, menjadi orang yang rendah diri. Pertanyaan yang muncul dalam diriku sendiri adalah haruskah kau tetap berada dalam sebuah ilusi yang membohongi diri dan memutuskan cita-citamu, keinginan terdalam mu?, melawan angan yang diharapkan oleh keluargamu, karena pecinta seni sangat sedikit mendapatkan dukungan?.
Saya cukup merasakan lelah setelah membaca buku ini, serta cukup penasaran harus menyelesaikan buku ini, dan tiga hari berturut-turut tidak lepas dari buku ini. Dan terlebih jelas lagi membuat saya berfikir? sebenarnya tujuan hidupku untuk apa? apakah pencarian jati diri saya belum menemukan titik terang? apa yang bisa saya lakukan untuk berbagi kebaikan? terlalu banyak pemikiran-pemikiran
yang terkesan membuat lebih runyam. Memilih menjalani dengan sepenuh jiwa, karena jiwa akan membentukmu, dan Tuhan bakalan mempertemukanmu dengan pagimu. Mengikhlaskan segala yang terjadi untukmu, dan satu hal lagi, bercerita dan berkasihlah kepada Sang Maha Pencipta, Dia merindukanmu.