Denpasar, Bilikanalogi.web.id – Acara Business Matching 2024 secara resmi ditutup pada tanggal 7 Maret di Bali oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam sambutannya, Luhut menekankan bahwa program P3DN merupakan bagian dari keberhasilan pembangunan industri Indonesia.
Luhut juga menghimbau agar masyarakat Indonesia bangga dan mau menggunakan produk dalam negeri.
“Dalam kesempatan ini, saya juga berpesan kepada jajaran pemerintah untuk tidak hanya fokus pada penggunaan sumber daya anggaran, tetapi sumber daya anggaran juga harus digunakan secara kualitatif dan efisien, termasuk melalui belanja produk dalam negeri,” ujar Menko Luhut.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati, menegaskan bahwa faktor terpenting yang harus selalu diperhatikan dalam korelasi pendidikan dan industri adalah lulusannya.
Menurut Kiki Yuliati, Kemendikbudristek terus berupaya untuk memastikan bahwa lulusan program pendidikan vokasi memiliki keterkaitan sebesar mungkin dengan kebutuhan masyarakat.
“Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk lokal, industri lokal, terutama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), perlu melakukan upaya-upaya inovatif untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Ke mana mereka harus mencari dalam waktu yang singkat? Dengan banyaknya pesanan yang diterima, mereka akan mencari lulusan pendidikan vokasi, mereka akan menjadikan lulusan pendidikan vokasi sebagai tenaga kerja di perusahaan-perusahaan pelatihan dan mitra mereka dalam produksi suku cadang dan manufaktur dari hasil produksinya,” ujar Kiki.
Baca juga Apa Sih Konsep Pendidikan Itu?
Dirjen Kiki menambahkan, dampak dari kebijakan P3DN terhadap sektor pendidikan sangat positif. Para mahasiswa profesi kini tidak hanya belajar bagaimana cara memproduksi dan mempraktekkan, tetapi mereka juga telah menyadari bahwa ada kepentingan pelanggan yang perlu diperhitungkan ketika memproduksi produk. “Kesadaran ini juga berdampak positif bagi universitas. Penelitian di universitas akan semakin maju dan berkualitas,” tambah Kiki.
Selain itu, Kiki berharap industri manufaktur akan terus berkembang dan menghasilkan produk yang diproduksi secara massal yang akan dibawa ke pasar industri dan digunakan oleh masyarakat Indonesia. “Pak Menko Luhut berpesan kepada kami agar kami meningkatkan produksi dan mengolah hasil inovasi ini agar dapat digunakan oleh masyarakat luas, dengan tetap menjaga kualitas dan mematuhi perijinan yang ada,” pungkas Kiki.
Pada acara Business Matching 2024, Kemendikbudristek menampilkan sejumlah produk lokal, termasuk We Care, sebuah produk kesehatan inovatif dari Politeknik Negeri Bali. Komang Budi Trisnawan, mahasiswa Teknik Elektro Politeknik Negeri Bali, mengatakan We Care merupakan produk kesehatan inovatif yang memudahkan tenaga medis dalam mengukur detak jantung, kadar oksigen, suhu tubuh, dan tekanan darah pasien.
“Kami menciptakan alat ini berdasarkan empat parameter tersebut, dan aplikasi ini memiliki akun untuk dokter, perawat, dan pasien. Pasien dapat menggunakan aplikasi ini untuk memanggil perawat di rumah mereka dan hasil pemeriksaan langsung terhubung dengan dokter yang merawat,” kata Komang.
Inovasi lain di bidang kesehatan dihadirkan oleh SMK 1 Muhammadiyah Sukoharjo. Kepala SMK 1 Muhammadiyah Sukoharjo, Bambang Sahana, mengatakan sekolahnya menampilkan lima produk yang berbeda pada pameran ini, yaitu tempat tidur pasien, lemari, meja makan pasien, troli, dan tiang infus. Menurut Bambang, tuntutan industri saat ini menuntut adanya kerja sama untuk memenuhi kebutuhan pasar.
“Kami memiliki segmen pasar sendiri, terutama rumah sakit dan klinik di Jawa Tengah, dan saat ini produksi kami digunakan oleh setidaknya 25 rumah sakit di Jawa Tengah,” kata Bambang.
Selain di bidang kesehatan, produk lokal yang dihasilkan oleh SMK juga berfokus pada inovasi di bidang transportasi. Kursi kereta api yang diproduksi oleh SMK Negeri 2 Salatiga turut meramaikan stan Kemendikbudristek di Business Matching 2024. Guru Sartono dari SMK Negeri 2 Salatiga mengatakan bahwa pada tahun 2024, sekolahnya akan memproduksi sekitar 1.400 kursi yang akan digunakan di beberapa kereta api, antara lain Taksaka, Argo Lawu, dan Argo Dwipangga.
“Produksi kursi ini dilakukan bekerja sama dengan sebuah perguruan tinggi teknik, empat sekolah kejuruan dan D’Tech Engineering yang bertindak sebagai pengawas, perancang dan manajer risiko,” katanya. Model jok terbaru untuk kelas luxury ini hampir 100 persen merupakan pengembangan internal, mulai dari desain, material yang digunakan hingga pengerjaannya dilakukan secara eksklusif oleh siswa SMK,” pungkas Sartono.
Business Matching VII berlangsung dari tanggal 4 hingga 7 Maret 2024. Acara ini dihadiri oleh perwakilan lembaga negara (86 kementerian/lembaga dan 552 pemerintah daerah), perwakilan 26 BUMN, dan perwakilan produsen dalam negeri (200 perusahaan dalam negeri yang tergabung dalam 178 asosiasi industri).