Kenduri Riau 2024, Wak Mamat : Wadah Kolaborasi Budaya Generasi Muda

PEKANBARU, (BA) – Kemeriahan Kenduri Riau 2024, ditandai dengan berbagai lomba serta berbagai ajang lainnya yang dimunculkan di kegiatan ini. Perhelatan yang mengusung tema “Dunia Kecil Penuh Warna” menjadi sorotan utama dalam Kenduri Riau 2024.

Tema ini memberikan warna warni dalam berbagai bentuk kegiatan kebudayaan dan seni dari berbagai wilayah di bumi lancang kuning ini.

Acara Kenduri Riau 2024 sudah dimulai sejak tanggal 18 Oktober dan Penutupan diadakan 20 Oktober 2024 di Kawasan Bandar Seni Raja Ali Haji.

Lomba Tari Melayu mendapatkan perhatian tersendiri ditengah perhelatan besar yang memadukan budaya, seni, dan ekonomi kreatif. Lomba Tari Melayu yang mengundang para seniman muda untuk menyalurkan bakar mereka, dalam bentuk kompetisi yang tidak hanya menonjolkan kreativita, tetapi juga memperkenalkan konsep yang dituangkan didalam karyanya berdasarkan tema yang diusung.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rahmat, memaparkan pandangannya terkait pola ukur keberhasilan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) di Provinsi Riau.

Menurut Roni, keberhasilan sektor ini dapat diukur melalui cara promosi wisata serta eksplorasi potensi unggulan yang dimiliki provinsi, baik di bidang ekonomi kreatif yang meliputi 17 subsektor maupun dari sisi pengembangan pariwisata.

Roni menegaskan pentingnya peran Dinas Pariwisata dalam memasarkan seni dan budaya Melayu sebagai bagian dari subsektor ekonomi kreatif, dengan fokus utama pada bagaimana budaya tersebut dapat diangkat dan dipromosikan dalam mendukung sektor pariwisata.

Kenduri Riau 2024
Sanggar Balai Sanggam Melayu menjadi salah satu peserta di Kenduri Riau 2024

“Kita melestarikan budaya Melayu bukan hanya dengan lomba, tapi melalui berbagai usaha seperti pembinaan. Pembinaan budaya ini sebenarnya merupakan ranah Dinas Kebudayaan, sementara peran kami di pariwisata adalah bagaimana mempromosikan budaya tersebut agar bisa mendukung pariwisata,” jelasnya.

Lebih lanjut, Roni menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara melestarikan nilai budaya dan menyesuaikannya dengan selera generasi muda saat ini.

“Tantangan terbesar ya sebenarnya sumber daya manusia, itu yang paling besar di real. Jadi bagaimana kita mengetahui selera atau mayoritas masyarakat saat ini, maunya apa tentang kesenian ataupun tentang dunia ekraf. Jadi tidak bisa kita maksa, kita harus dengan potensi budaya yang asli, apakah masuk dengan generasi-generasi muda sekarang. Makanya perlu upgrade dan kolaborasi dengan dunia kekinian, sehingga itu juga nyaman bagi anak-anak muda”, ungkap Roni Rahmat kepada awak media bilikanalogi.web.id

“Contoh ya seperti karya tari. Karya asli kita zapin, tapi kalau tidak dikreasikan, itu akan membosankan. Contoh baju-baju adat. Bagaimana kita memaksakan anak riau, maksudnya bukan memaksakan, tetapi bagaimana keinginan mereka untuk menyenangi baju atau pakaian yang ada ciri khas budaya. Mungkin bahan-bahan yang kita pakai, dikombinasi. Sehingga tercipta baju, blezer, atau membuat celana yang bermotif budaya,” ungkapnya.

Roni juga menyoroti antusiasme masyarakat dalam ajang Kenduri Riau yang sudah memasuki tahun keempat. Ia optimis dengan perkembangan ekonomi kreatif di provinsi ini, terutama setelah melihat minat yang luar biasa dari para peserta.

“Bayangkan, Dinas Pariwisata membuka pendaftaran hanya tiga minggu, tetapi ternyata 720 peserta mendaftar untuk berpartisipasi. Namun, Dinas Pariwisata Provinsi Riau hanya bisa menerima 90 peserta. Ini menunjukkan potensi besar ekonomi kreatif di Riau, dan Dispar memiliki evalusi dengan harus memikirkan cara untuk mengakomodasi lebih banyak peserta di tahun-tahun mendatang,” ujarnya penuh harapan.

Roni berharap agar Kenduri Riau selanjutnya bisa lebih baik dan mampu menampung lebih banyak hasil kreatif dari masyarakat Riau. Dengan dukungan semua pihak, ia yakin ekonomi kreatif di Riau akan terus berkembang dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah.

Kenduri Riau 2024
Gemalay Art Salah Satu Peserta Lomba Tari Melayu Riau di Kenduri Riau 2024 (20/10/2024) di Bandar Serai Raja Ali Haji

Dalam menghadapi tantangan tersebut, kolaborasi antara budaya tradisional dengan dunia modern menjadi kunci utama. Upaya yang berkelanjutan untuk menyesuaikan kesenian tradisional dengan selera generasi muda dan masyarakat umum dianggap penting agar budaya asli Riau tetap relevan dan menarik di masa kini. Dengan antusiasme yang terus meningkat, Roni optimistis bahwa ekonomi kreatif di Riau memiliki masa depan yang cerah, didukung oleh inovasi dan keterlibatan aktif masyarakat.

Ya, meskipun tantangan dalam hal sumber daya manusia dan menyesuaikan budaya dengan zaman sekarang, upaya yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Riau dalam mempromosikan dan melestarikan budaya Melayu telah menunjukkan hasil positif. Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Riau diprediksi akan terus berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *