PEKANBARU, (BA) – Kegiatan ini dipandu langsung oleh Wan Harun Ismail selaku anggota komite tari Dewan Kesenian Riau (DKR). Bincang Seni ini sebagai bentuk evaluasi pelaksanaan Pingat Kejohanan Tari 2024 yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu.
Delsi, Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Kota (DKK) Rokan Hilir menyampaikan sarannya kepada Dewan Kesenian Riau. Beliau mengatakan mungkin untuk kedepannya pelaksanaan Pingat Kejohanan Tari bisa dilaksanaan di daerah-daerah agar bisa memberdayakan dan menciptakan ruang baru untuk penikmat di daerah/kabupaten.
“Mungkin dengan dilaksanakannya Pingat ini di daerah maka secara tidak langsung menciptakan kolaborasi dengan seniman daerah dan Dewan Kesenian Kabupaten Kota itu sendiri.” sarannya.
Segala aspirasi dari peserta ditampung dan diterima dengan baik oleh Komite Tari DKR. Karena program dari mereka sudah dirancang dengan baik dan akan direalisasikan tahun depan.
Iwan Irawan Permadi (narasumber) mengatakan Pingat Kejohanan Tari ini ada sejak 1997 lalu. Sebagai bentuk dorongan dari seniman-seniman Riau kala itu.
“Pingat ini salah satu kompetisi tari inovatif yang masih bertahan dan eksis di Indonesia. Tujuan diciptakan Pingat ini wujud dari pemberontakan untuk menciptakan hal hal baru. Bentuk pergerakan bagi seniman. Agar bisa memperkenalkan kepada daerah lain bahwa kita memiliki sesuatu yang baru.” katanya.
Beliau menambahkan ini menjadi tantangan bagi kita untuk menjadikan Riau sebagai fokusnya. Pingat maunya dibuat di daerah-daerah bukan lagi di Pekanbaru saja.
“Harapannya DKR bisa berkolaborasi dengan DKK agar bisa menciptakan suasana baru dari Pingat itu sendiri. Mari kita jaga, ciptakan ruang baru, bisa berkelanjutan.” tambahnya.
Dalam diskusi santai ini Tito Adilla menyampaikan bahwa Komite Tari sudah menyiapkan formula baru untuk Pingat Kejohanan Tari selanjutnya. Memberikan tawaran baru serta menciptakan kolaborasi dengan Dewan Kesenian Kabupaten Kota di setiap daerah.
“Harapan saya semoga untuk Pingat selanjutnya bisa memberikan sesuatu yang luar biasa lagi di bulan Agustus nanti. Karena pada tahun ini sudah sukses dalam pelaksanaannya dengan menghadirkan beberapa kategori.” harapnya.
Bincang semakin seru dengan adanya saran dari salah satu peserta, Elfhera Rosawati (ketua sanggar seni Kemilau). Beliau mengatakan semoga ada workshop secara mendalam tentang bagaimana mengupas tema dari kompetisi tari.
“Kedepannya kita akan mengadakan workshop terlebih dahulu mungkin untuk mengupas tuntas tema yang telah ditentukan supaya tidak ada lagi kesalahpahaman dan multi tafsir.” tutup Wan Harun.