Pekanbaru, (BA) – Kanker serviks menjadi ancaman serius bagi kesehatan wanita di seluruh dunia. Menurut data global, penyakit ini menduduki peringkat keempat sebagai jenis kanker paling umum secara global dan menjadi penyebab kematian terbesar kedua akibat kanker pada wanita. Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV), yang sebenarnya dapat dicegah melalui vaksinasi. Namun, sayangnya, tingkat vaksinasi HPV di berbagai negara, termasuk Indonesia, masih tergolong rendah.
Peran Penting Ginekolog dalam Vaksinasi HPV
Studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UNAIR-RSUD Dr. Soetomo menyoroti faktor yang memengaruhi penyedia layanan kesehatan dalam meningkatkan cakupan vaksinasi HPV. Dalam penelitian ini, sebanyak 98 dari 122 ginekolog wanita Indonesia yang berpartisipasi telah menerima vaksin HPV. Dari jumlah tersebut, 92% mendapatkan dosis lengkap sesuai rekomendasi.
Lebih lanjut, 81,6% dari para responden aktif memberikan vaksinasi HPV kepada pasien mereka, sementara 92,9% ginekolog menawarkannya sebagai tindakan pencegahan. Fakta ini menunjukkan bahwa tenaga medis yang telah divaksinasi cenderung lebih aktif dalam mempromosikan dan merekomendasikan vaksinasi kepada masyarakat.
baca juga Hari Kanker Ovarium Sedunia 2023: Tanda-Tanda Awal Kanker Ovarium
Hubungan Antara Pengetahuan dan Rekomendasi Vaksinasi
Penelitian ini menemukan bahwa ginekolog yang telah menerima vaksin memiliki kemungkinan 5,5 kali lipat lebih besar dalam mempromosikan vaksinasi HPV dibandingkan dengan mereka yang belum divaksinasi. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya di berbagai negara yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan dengan tingkat pengetahuan tinggi tentang HPV lebih sering merekomendasikan vaksin kepada pasien mereka.
Di Eropa, misalnya, tingkat pemahaman tenaga medis tentang HPV berkorelasi langsung dengan meningkatnya jumlah rekomendasi vaksinasi. Sebaliknya, kurangnya informasi yang akurat dapat menyebabkan tenaga medis merasa kurang percaya diri dalam membahas manfaat vaksin HPV kepada pasien.
Hambatan dalam Peningkatan Kesadaran Vaksinasi
Meskipun tenaga kesehatan merupakan sumber informasi yang paling dipercaya oleh masyarakat, masih terdapat berbagai hambatan yang dapat mengurangi efektivitas mereka dalam mempromosikan vaksin HPV. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan waktu dalam konsultasi dengan pasien, informasi yang belum cukup memadai, serta kurangnya pelatihan untuk mengedukasi pasien mengenai manfaat dan risiko vaksinasi.
Langkah Strategis untuk Meningkatkan Kesadaran
Hasil penelitian ini menegaskan perlunya sosialisasi dan pelatihan yang lebih menyeluruh, baik kepada tenaga kesehatan maupun masyarakat umum. Dengan edukasi yang tepat dan dukungan dari ginekolog serta tenaga medis lainnya, diharapkan angka vaksinasi HPV di Indonesia dapat meningkat secara signifikan, sehingga risiko kanker serviks dapat ditekan secara optimal.
Peningkatan cakupan vaksinasi bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga merupakan upaya kolektif yang membutuhkan sinergi antara tenaga kesehatan, pemerintah, dan masyarakat. Dengan memahami pentingnya vaksin HPV, diharapkan kesadaran masyarakat semakin tinggi dan dapat membantu mengurangi angka kejadian kanker serviks di masa mendatang.