Bandung, (BA) – Masyarakat Indonesia akan segera menikmati kemudahan akses terhadap ribuan artefak sejarah Nusantara dalam format digital. Semua file berharga ini tersimpan di portal Gapura.org, hasil kerja sama Pusat Studi Sunda dengan berbagai pihak yang peduli pada pelestarian budaya.
Menghidupkan Kembali Jejak Sejarah Lewat Digitalisasi
Portal Gapura — singkatan dari Gala Pustaka Nusantara — menyajikan beragam kategori file mulai dari scan koran kuno berbagai era, koleksi buku langka, lukisan, foto dokumentasi sejarah, peta klasik, hingga informasi tentang tokoh-tokoh dan organisasi penting dalam perjalanan bangsa.
Ketua Dewan Pembina Pusat Studi Sunda, Ganjar Kurnia, menekankan pentingnya digitalisasi ini. “Buku-buku dari era 1970-an banyak yang rusak, kaset dan piringan hitam juga sudah sulit diakses,” jelas Ganjar saat peluncuran Gapura.org di Perpustakaan Ajip Rosidi, Kota Bandung.
Proyek ini bertujuan menyelamatkan bukti peradaban yang semakin rentan terhadap waktu dan kerusakan fisik. Semua literatur dan artefak yang berhasil diselamatkan akan dikemas dalam Bahasa Indonesia agar lebih mudah diakses masyarakat luas.
Dari Sunda untuk Indonesia
Walaupun berakar dari studi budaya Sunda, Gapura.org dirancang untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia. “Inilah kontribusi Sunda untuk bangsa. Ajip Rosidi, pendiri Pusat Studi Sunda, kiprahnya juga berskala nasional dan internasional,” tambah Ganjar.
Upaya ini menjadi bentuk nyata dari penyelamatan identitas bangsa, memastikan generasi mendatang tetap bisa mengenal dan memahami warisan leluhur mereka.
Berburu Sejarah ke Negeri Kincir Angin
Pusat Studi Sunda tidak berhenti di portal digital. Mereka juga tengah menggarap proyek besar lain: penyusunan Ensiklopedia Sastra Indonesia dan Ensiklopedia Sastra Sunda. Untuk melengkapi dokumen-dokumen sejarah yang belum tersedia di dalam negeri, dua akademisi dari Universitas Padjadjaran, Rahmat Taufik Hidayat dan Teddi Muhtadin, akan diberangkatkan ke Belanda.
“Beberapa naskah dan penelitian penting tentang Sunda hanya tersedia di Belanda, jadi kita harus menjemputnya,” ujar Ganjar.
Dukungan Penuh Pemerintah untuk Pelestarian Budaya
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, turut memberikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Ia menegaskan bahwa digitalisasi artefak merupakan langkah vital untuk menjaga kekayaan budaya nasional.
“Budaya Indonesia adalah kekayaan megadiversitas yang harus menjadi aset nasional. Pemerintah mendukung penuh inovasi seperti ini untuk mempercepat kemajuan kebudayaan,” kata Fadli.