Pelatihan Guru Penggerak Menjadi Sasaran Untuk Sistem Pendidikan Lebih Baik

News507 Dilihat

Makassar – Keberhasilan transformasi pendidikan di Sulawesi Selatan tidak terlepas dari peran guru yang aktif. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril. Dalam kunjungannya ke Sulawesi Selatan, beliau membuka ruang dialog dengan para Guru Penggerak untuk belajar secara langsung mengenai praktik-praktik terbaik yang mereka lakukan dalam upaya mendorong perubahan di satuan pendidikan mereka.

Iwan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para Guru Penggerak yang telah berhasil memobilisasi komunitas sekolah untuk bersama-sama melakukan perubahan paradigma di sekolah mereka. Ia optimis bahwa sistem pendidikan akan berubah menjadi lebih baik.

“Saya ingin menegaskan kembali bahwa kita memiliki alasan untuk tetap optimis dalam mengubah sistem pendidikan menjadi lebih baik. Karena perubahan yang paling sulit adalah mengadopsi paradigma baru. Kalau paradigma sudah berubah, saya kira implementasinya akan lebih mudah,” ujar Dirjen Dikdasmen saat berdialog dengan para pegiat pendidikan di kantor Balai Besar Pengawasan Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulawesi Selatan, Rabu (21/02).

Dalam dialog tersebut, Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Rismawati, menceritakan perjalanan panjangnya hingga akhirnya diangkat menjadi pengawas sekolah. Pada tahun 2010, ia lulus sebagai guru di SMP 8 Satap, Tupabbiring. Sekolah ini terletak di daerah kepulauan dan hanya memiliki 20 siswa. Ia mengatakan bahwa ada banyak tantangan di awal karirnya sebagai guru. Ia mengatakan banyak tantangan di awal karirnya sebagai guru, mulai dari harus menumpang di sekolah dasar hingga harus menjemput murid-murid yang tidak masuk sekolah karena tidak semangat belajar.

“Untuk kegiatan belajar mengajar, kami menggunakan sebuah ruangan di sekolah dasar dan kami pindah untuk mencari ruangan kosong. Setiap pagi, saya dan salah satu teman saya harus mengantar jemput murid-murid dari rumah,” ujarnya.

Ketika ia menemukan PGP, ia merasa program ini cocok dengan semangatnya untuk mengembangkan sekolah. Akhirnya, ia bertekad untuk mendaftar dan lolos menjadi aktivis guru angkatan ketiga.

Pada kesempatan lain, Muhammad Nur, seorang guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Kota Makassar, menjelaskan alasannya mengapa ia ingin menjadi Penggerak Guru untuk menjadi bagian dari gerakan pendidikan di Indonesia. “Saya ingin memberikan pendidikan yang terbaik bagi siswa SLB, meskipun mereka berkebutuhan khusus, namun mereka memiliki potensi yang dapat dikembangkan melalui paparan dari guru-guru hebat,” jelasnya.

Lebih lanjut Nur menambahkan bahwa kurikulum PGP memiliki materi yang tertata dengan baik dan membuatnya merefleksikan profesinya yang telah ia jalani selama hampir 23 tahun.

“Setelah melakukan refleksi, saya merasakan banyak perubahan positif. Perubahan yang paling saya rasakan adalah saya merasa menjadi guru yang sesungguhnya. PGP benar-benar bisa ‘menghipnotis’ saya untuk menjadi guru yang lebih baik. Materi yang saya dapatkan di PGP mengubah paradigma saya dari seorang ‘guru’ menjadi seorang guru,” tambahnya.

Nuzul Haq, koordinator Mobilisasi Guru Provinsi Sulawesi Selatan, mengatakan hal yang sama dan mengatakan bahwa dampak PGP telah mengubah pandangannya tentang siswa. “Paradigma yang saya anut adalah guru adalah paman yang selaras dengan alam dan zaman murid. Dan itu sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara,” katanya.

Nuzul Haq juga berharap agar program PGP dapat terus berlanjut karena ia merasa bahwa tidak hanya materi yang berubah, namun juga konteks yang ia jalani bersama para siswanya. Program ini memastikan bahwa para guru menerapkan proses pembelajaran yang lebih ramah terhadap siswa, berdampak, dan berpusat pada siswa, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

Sumber : Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 37/sipers/A6/II/2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *