Pekanbaru, BilikAnalogi.web.id – Dewan Kesenian Riau (DKR) tahun ini mengadakan kembali Pingat Kejohanan Tari di Pekanbaru tepatnya di Gedung Pertunjukan Anjung Seni Idrus Tintin pada tanggal 3 Agustus 2024.
Sebelum kompetisi dimulai, perwakilan peserta yang sudah melakukan pendaftaran mengikuti kegiatan technical meeting (TM) yang berlangsung pada tanggal 28 Juli 2024 di Sekretariat Dewan Kesenian Riau (DKR) bersama para juri Pingat Kejohanan Tari 2024.
Pingat Kejohanan Tari DKR 2024 merupakan kompetensi pada bidang tari inovatif yang diikuti oleh koreografer muda yang berdomisili Provinsi Riau.
Ajang Pingat Kejohanan Tari diawali pada tahun 1998 dilaksanakan oleh Dewan Kesenian Riau di arena Dang Merdu dengan diikuti oleh berbagai latar belakang pelaku tari di Provinsi Riau.
“Pingat Kejohanan Tari apabila dihitung tidak sampai 26 tahun karena ada jarak-jarak pertahun, karena sebanyak 2 kepengurusan kegiatan ini tidak terlaksana di Pekanbaru. Dahulu kegiatan ini pernah dilaksanakan diluar kota pekanbaru seperti Bengkalis dan Rengat saat itu.” ungkap Tito selaku show director Pingat Kejohanan Tari Dewan Kesenian Riau 2024 (28/7/2024) kepada awak media bilik analogi.
“Lalu kegiatan ini dilanjutkan di tahun 2022 dan kondisinya covid dan dilaksanakan secara daring/pengiriman video, karena itu ditahun 2024 ini Dewan Kesenian Riau melaksanakan secara langsung sehingga berbeda dengan tahun sebelumnya, dan alhamdulillah DKR di support oleh Pemprov Riau untuk melaksanakan kegiatan di tahun 2024” tambahnya
Kapan Pingat Kejohanan Tari Pertama Kali Dilaksanakan?
Pingat Kejohanan Tari diciptakan pada periode Dewan Kesenian Riau pertama yang dilaksanakan di gedung dang merdu. Pada mulanya Pingat Kejohanan Tari untuk memunculkan koreografer muda dan karya terbaru, maka dari itu diadakanlah lomba. Pada saat itu Ketua Dewan Kesenian Riau alm. Rustam Agus dan ketua program alm. Eli Ruslam P Ahmad Wija.
“Alhamdullilah Pingat Kejohanan Tari 2024 terlaksana, saya bisa katakan ini merupakan forum tari yang langka sudah bangkit lagi. Dahulu Dewan Kesenian Riau Periode pertama melaksanakan kegiatan ini di gedung dang merdu, Riau memiliki kebanggakan luar biasa karena memiliki gedung kesenian luar biasa di Sumatera,” ungkat Iwan Irawan selaku juri (28/7/2024) kepada awak media BilikAnalogi.web.id
“Kita memiliki dua gedung tata arena dang merdu dan gedung tata tertutup dang merdu, gedung ini bersebelahan pada saat itu. Pada tahun 1998 kita membuat pingat kejohanan tari, alasannya karena riau merasakan kekosongan tentang karya-karya baru dan koreografer baru, waktu itu kita kalah sekali dengan bagaimana semaraknya pergerakan tari di Sumatera, pada saat itu luar biasa sekali pergerakannya.”tambahnya
Hadiah trophy pertama kali dibuat oleh perupa yaitu seorang pematung nasional bernama iwan. Pada saat itu terdiri dari dua kategori yaitu koreografer terbaik dan komposer terbaik. Trophy dibuat dengan bentuk tangan diantaranya tangan kanan untuk koreografer terbaik dan tangan kiri untuk komposer terbaik.
Filosofi tersebut dibuat oleh perupa tersebut karena karya ini menjadi jaringan, karena apabila disatukan terjadi jalinan. Awal sekali berbahan seng, kemudian akrilik dan berkembang seiring berjalannya waktu.
Pingat Kejohanan Tari berbicara tentang karya-karya inovatif atau kontemporer. Kontemporer berbicara ide dan gagasan tetapi tidak berbicara bentuk.
“Kontemporer berbicara ide dan gagasan bukan berbicara tentang bentuk. Kadang-kadang kita berbicara tentang kontemporer suka berbicara tentang yang aneh-aneh, harus jungkir balik, salto, dan sebagainya. Padahal yang dimaksud bukan itu, tetapi berbicara tentang ide dan gagasan bahkan tafsir baru apa yang ingin dikerjakan” ungkap Iwan Irawan
Apa Saja Yang Di Bahas Dalam Teknikal Meeting ?
Teknikal Metting yang terlaksana pada hari minggu tanggal 28 Juli 2024 memiliki agenda pertemuan dengan membahas :
1. Bincang – bincang bersama Dewan Juri.
2. Technical Meeting : Yang akan dillaksanakan secara daring dan luring.
3. Cabut Undian Peserta.
Apa Tema Pingat Kejohanan Tari 2024 Tahun Ini?
Kejayaan jalur rempah mempunyai andil dalam pembentukan sejarah kesenian di Indonesia. Pada masa dulu hingga sekarang Indonesia termasuk sebagai salah satu negara yang memberikan sumbangsih terbesar kepada dunia melalui jalur rempah, kekuatan rempah – rempah yang menghidupkan perekonomian berbagai negara, sebagai komoditi terbesar pada masa lampau yang berimbas hingga pada masa sekarang.
Dialog situs – situs peradaban di jalur rempah tak hanya tentang persoalan jalur itu sendiri, melainkan terbentuknya sistem kemasyarakatan yang saling terhubung satu sama lain, berjejaring komunitas rempah, akulturasi kebudayaan, perkembangan seni hingga percampuran bahasa pada masa itu. Sehingga membentuk masyarakat sadar akan sejarah yang sangat mempengaruhi kebudayaan khususnya di bidang seni, budaya dan arsitektur.
Terjadinya akulturasi budaya bahkan sudah terasimilasi dengan kebudayaan kebudayaan asing yang membuat daerah – daerah titik jalur rempah kaya akan keberagaman.
Riau salah satu titik rekonstruksi Jalur Rempah, mempunyai andil dalam pembentukan kesenian di nusantara, khususnya Seni Tari.
Dengan semangat peradaban Jalur Rempah tersebut, Komite Tari Dewan Kesenian Riau membuat Tema Pingat Kejohanan Tari 2024 dengan tajuk “Riuh Rempah” Menderu Arah, Meramu Asa.
Para calon peserta Pingat Kejohanan Tari 2024 diharapkan bisa mengeksplorasi kejayaan peradaban Jalur Rempah di wilayah Provinsi Riau, pada masa lalu, masa depan dan mendatang. Keanekaragaman komoditas, upacara adat, tingkah laku serta kehidupan yang bersentuhan dengan Jalur Rempah menjadi esensi pada karya yang akan dihadirkan.
“Jangan sampai terjebak dengan kata rempah, tetapi bagaimana mewujudkan semangat kemelayuan masa lalu, masa kini, masa akan datang, sehingga pada karya tari muncullah tafsir baru”, ungkap Iwan Irawan
“Riau menjadi tolak ukur juga saat ini untuk memunculkan tokoh koreografer-koreografer muda, mudah-mudahan sama dengan awal mula dibentuk dengan semangatnya, silaturahmi budaya, silaturahmi gerak, dan juga saya ingatkan bahwa tari bukan sebuah drama, tetapi ekspresi yang disalurkan melalui gerak”, tambahnya

Siapa Saja Peserta Seniman Tari Pingat Kejohanan Tari 2024?
Peserta Pingat Kejohanan Tari 2024 merupakan peserta yang berdomisili dari Provinsi Riau. Peserta wajib mendaftarkan diri di link yang sudah dibagiakan oleh panitia. Pendaftaran peserta dibuka dari tanggal 9 – 27 Juli 2024 yang terdiri dari dua ketegori yaitu
- Kategori Tunggal
- Kategori Kelompok
Untuk penghargaan yang akan diperebutkan oleh para peserta yang berkompetisi yaitu
- Kategori Tunggal : Penyaji Terbaik 1, Penyaji Terbaik 2, Penyaji Terbaik 3, Koreografer Terbaik, Komposer Terbaik, Penari Terbaik
- Kategori Kelompok : Penyaji Terbaik 1, Penyaji Terbaik 2, Penyaji Terbaik 3, 3 Penyaji Harapan Non Ranking, Koreografer Terbaik, Komposer Terbaik, dan Penata Artistik Terbaik
Peserta Pingat Kejohanan Tari 2024 yaitu terdiri dari 12 Peserta Kategori Tunggal dan 13 Peserta Kategori Kelompok
Peserta Kategori Tunggal, yaitu :
- Elfhera Rosawati (Pekanbaru)
- Maresha Ananda Marza (Pekanbaru)
- Putri Anjani (Pekanbaru)
- Denni Fitria (Kampar)
- M. Shobri (Meranti)
- Muhammad Aqsal (Pekanbaru)
- Rizki Nadi Pratama (Bagan Siapi-api)
- Samsul Ma’arif (Indragiri Hilir)
- Faizal Andri (Indragiri Hilir)
- Wahyu Trinanda Puteri (Pelalawan)
- Muhammd Sukri (Bengkalis)
- Rahmat Pangestu Hidayat (Kuansing)
Peserta Kategori Kelompok, yaitu :
- Siska Merianti (Siak)
- Giok Pardila (Pekanbaru)
- Novi Kurnia Sari (Desa Perawang Barat, Tualang, Siak)
- Elfhera Rosawati (Pekanbaru)
- Syafrinaldi (Pekanbaru)
- Allen Trendi (Siak)
- Claudio Chantona (Pekanbaru)
- Muhammad Mahendra (Pekanbaru)
- Robi Sofyan (Pangkalan Kerinci, Pelalawan)
- Faizal Andri (Pekanbaru)
- M. Shobri (Meranti)
- Rinaldi Nababan & Andini Dwi Djayanti (Dumai)
- Nuraini (Pekanbaru)
Kompetisi Pingat Kejohanan Tari akan dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2024 di Anjung Seni Idrus Tintin Jl. Jend Sudirman dimulai pukul 14.00 WIB – selesai.