Bilikanalogi – Keperawatan adalah bidang studi yang mempersiapkan seseorang untuk menjadi perawat. Namanya juga keperawatan, pastinya ilmu yang mempelajari cara memberikan pelayanan atau merawat pasien hingga sehat. Perawat bukanlah asisten dokter, melainkan mitra kerja dokter untuk membantu kesembuhan yang optimal. Definisi lainnya, keperawatan dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang memfokuskan pada promosi kualitas hidup orang maupun keluarga, mulai kelahiran hingga asuhan pada kematian. Sejarah keperawatan dimulai dari aktivitas merawat orang.
Ilmu keperawatan sudah ada di dunia sejak zaman purbakala (primitive culture) hingga muncul Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan asal Inggris. Kelahiran Nightingale, 12 Mei 1820, diperingati sebagai hari profesi perawat internasional.
Perkembangan keperawatan selanjutnya dipengaruhi oleh kepercayaan manusia dan penyebaran agama, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat saat itu. Berikut adalah perjalanan perkembangan ilmu keperawatan di dunia.
1. Zaman Sebelum Masehi
Kebiasaan merawat dimulai dari naluri manusia, mulai dari merawat di sendiri hingga merawat orang terdekat. Tercermin pada seorang ibu yang merawat anaknya. Naluri merawat dari seorang ibu (mother instinc) itu memunculkan harapan pada awal perkembangan keperawatan di dunia.
Namun, pada saat ini, masyarakat masih percaya pada kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan itu dikenal dengan Animisme. Bahkan, mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan oleh kekuatan alam atau pengaruh gaib, seperti batu-batuan, pohon-pohon, dan gunung-gunung yang tinggi.
Selanjutnya, keyakinan itu bergeser kepada dewa. Mereka menganggap munculnya penyakit disebabkan oleh kemarahan dewa. Dari situ, mereka mendirikan kuil-kuil sebagai tempat pemujaan dan meminta kesembuhan dari penyakit.
Kemudian berkembang lagi, muncul kelompok perempuan tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit. Ada pula kelompok kasih sayang yang hidupnya ditujukan untuk merawat orang sakit. Berawal dari situlah, berkembang ilmu keperawatan.
2. Sejarah Keperawatan Setelah Masehi
Zaman ini menunjukkan keperawatan mulai bergeser ke arah spiritual. Penyakit yang dialami oleh seseorang disebabkan karena kutukan atau dosa dari Tuhan. Sehingga pada zaman ini, pengobatan dilakukan di tempat-tempat ibadah.
Orang yang mengobati dikenal sebagai tabib. Sedangkan perawat dianggap sebagai budak yang membantu pemimpin agama dalam mengobati pasien. Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia. Hal tersebut berdampak positif terhadap keperawatan.
a. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Kristen
Pada awal masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Saat itu, keperawatan mengalami kemajuan pesat. Hal tersebut dapat dilihat pada masa pemerintahan Lord Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin). Yaitu, tempat penampungan orang sakit yang membutuhkan pertolongan pertama atau perawatan. Pada zaman ini, didirikan rumah sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
b. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Islam
Tepatnya pada pertengahan abad VI Masehi, agama Islam mulai berkembang. Pengaruhi Islam terhadap dunia keperawatan tak dapat dilepaskan dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Agama Islam.
Setelah itu, abad VII Masehi, ilmu pengetahuan tentang ilmu pasti, kimia, dan obat-obatan mengalami kemajuan pesat di Jazirah Arab. Pada masa itu, mulai muncul prinsip dasar merawat kesehatan, seperti pentingnya menjaga kebersihan diri, kebersihan makanan, dan lingkungan. Toko keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rafida.
c. Sejarah Keperawatan Masa Kekuasaan
Orientasi dan struktur masyarakat mengalami perubahan pada awal abad XVI. Dari orientasi kepada agama beralih kepada kekuasaan, seperti perang, eksplorasi kekayaan alam, dan kolonialisme.
Saat itu, terjadi kemunduran dalam perkembangan keperawatan. Gereja dan tempat ibadah lainnya ditutup. Dampaknya, tenaga perawat berkurang drastis. Namun, kebutuhan orang sakit untuk segera mendapatkan pertolongan terus meningkat. Akibatnya, bekas perempuan tuna Susila dijadikan sebagai perawat.
Keperawatan mulai berkembang lagi dengan adanya perang salib. Untuk menolong korban perang, dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat. Mereka terdiri dari anggota kelompok agama, perempuan yang ikut suaminya berperang, dan tentara yang bertugas merangkap sebagai perawat.
d. Perkembangan Keperawatan di Inggris
Ini berkaitan dengan toko keperawatan dunia, Florence Nightingale, yang membuka jalan perkembangan ilmu keperawatan di dunia. Nightingale lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di Flonce, Italia. Setahun setelah kelahirannya, keluarganya Kembali ke Inggris.
Di Inggris, Nightingale mendapatkan pendidikan sekolah yang baik. Dia mampu menguasai 3 bahasa sekaligus, antara lain Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun, dia mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserswerth (Italia) dan Liefdezuster (Paris). Setelah mengenyam pendidikan, dia pun kembali ke Inggris.
Pada saat perang Krimea (Crimean War) di Rusia tahun 1854, Nightingale bersama dengan 38 perawat lainnya dikirim untuk membantu korban perang. Sejak saat itulah, terjadi perubahan besat dalam bidang keperawatan. Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan rumah sakit dan kiat-kiat keperawatan.
Sekembalinya Nightingale ke London, dia mendapatkan banyak apresiasi dari tokoh-tokoh masyarakat. Dia juga membangun sekolah perawat khusus untuk perempuan yang pertama. Sekolah didirikan di lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London. Dunia kesehatan pun menyambut baik pembukaan sekolah perawat tersebut.
Pada tahun 1860, dia juga menulis buku Notes on Nursing. Buku setebal 136 halaman itu menjadi acuan kurikulum di sekolah yang didirikan oleh Nightingale dan sekolah keperawatan lainnya.
3. Sejarah Keperawatan di Indonesia
Perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan Belanda. Pada masa kolonial Belanda, perawat dari penduduk pribumi yang disebut Verpleger. Pada tahun 1819, didirikan Rumah Sakit Stadverband di Jakarta. Setelah itu, tahun 1919, rumah sakit itu pindah ke Salemba dan berubah nama menjadi RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun selanjutnya, berdiri pula rumah sakit lainnya dan bersamaan dengan itu, sekolah-sekolah perawat juga ikut didirikan.
Perkembangan keperawatan mengalami maju-mundur hingga tahun 1972. Tepatnya tanggal 17 April, lahirlah organisasi profesi Bernama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Semakin terus berkembang pesat, pada tahun 1985, resmi dibuka pendidikan S1 Keperawatan dengan nama Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI). Dengan begitu, UI dapat dikatakan sebagai perguruan tinggi keperawatan pertama di Indonesia.
Sejak saat itulah, PSIK-UI telah berhasil menghasilkan tenaga perawat tingkat sarjana hingga tahun 1992 dikeluarkan UU No. 23. Undang-undang tersebut mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi. Dan pada 15 November 1995, PSIK diresmikan menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) hingga saat ini.
Sumber : Lumina Magazine