Pekanbaru, Bilikanalogi – Kehamilan dapat memunculkan berbagai emosi pada ibu, termasuk perasaan cemas atau stres. Meskipun stres merupakan hal yang normal, namun jika dibiarkan bisa berdampak pada kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan. Selama kehamilan, dampak ibu stres pada bayi bisa meningkatkan kemungkinan bayi lahir prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah.
Ingat, bayi yang lahir terlalu cepat atau terlalu kecil berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan. Selain itu, stres selama kehamilan pada bayi juga akan meningkatkan risiko masalah dalam perkembangan fisik dan mental mereka di masa depan, serta masalah perilaku di masa kanak-kanak.
Dampak Ibu Stres pada Bayi
Sebuah studi dalam jurnal JAMA Pediatrics pada 2020 melaporkan bahwa ibu yang mengalami stres atau tekanan mental parah selama kehamilan, sangat mungkin memiliki bayi dengan perkembangan abnormal. Ini bisa terjadi di area penting otak bahkan sebelum persalinan.
Jika stres tidak dikelola dengan baik, berikut ini beberapa dampak ibu stres pada bayi yang mungkin terjadi:
Kelainan Pembentukan Otak Janin
Stres yang terlalu tinggi bisa berpengaruh terhadap perkembangan otak bayi dalam kandungan. Apalagi jika stres yang dialami selama hamil cukup parah.
Stres kronis sangat berkontribusi terhadap munculnya kelainan dalam pembentukan otak janin. Kelainan ini pun dapat memicu masalah perilaku pada kelanjutan pertumbuhan bayi.
Berat Badan Bayi Rendah
Stres selama hamil juga dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah. Hal ini juga akan berdampak pada tumbuh kembang janin.
Bayi lahir dengan berat badan rendah terjadi karena penurunan aliran darah ke rahim. Bahkan pada tingkat yang lebih parah hal ini bisa menyebabkan cacat pada janin.
Bayi Lahir Prematur
Ibu hamil yang mengalami stres juga dapat mengalami masalah pada plasenta. Saat ibu hamil mengalami stres, terutama pada trimester pertama, plasenta mengalami peningkatan produksi hormon pelepas kortikotropin (CRH). Hormon ini bertugas untuk mengatur durasi kehamilan dan beberapa waktu yang dibutuhkan sebelum menemui proses persalinan.
Jika ibu hamil stres, kadar hormon ini akan lebih tinggi dari seharusnya. Sehingga menyebabkan kelahiran lebih cepat. Kondisi inilah yang dikenal sebagai kelahiran prematur.
Bayi Kekurangan Oksigen
Pasokan oksigen bagi janin akan berkurang saat ibu stres dan terlalu banyak beban pikiran. Hal karena rasa cemas yang muncul saat ibu mengalami stres akan mendorong tubuh memproduksi hormon stres epinephrine dan norepinephrine. Hormon ini akan memengaruhi janin dan mengurangi suplai oksigen ke rahim.
Pentingnya Mengelola Stres Bagi Ibu Hamil
Para ahli merekomendasikan agar semua ibu hamil melakukan pemeruksaan secara rutin untuk mengatasi dan mendeteksi kecemasan dan stres. Tindakan yang tepat perlu didapatkan untuk mengatasi kondisi ini selama kehamilan. Pasalnya, stres selama kehamilan merupakan faktor berbahaya yang berdampak pada kesehatan ibu dan janin.
Untungnya ada beberapa cara sederhana untuk mengatasi stress saat hamil, yaitu:
- Fokus pada bayi, cobalah mengobrol, bernyanyi, dan membaca untuk bayi.
- Istirahat yang cukup.
- Utarakan perasaan jika memiliki kekhawatiran tentang kesejahteraan bayi atau masalah pribadi.
- Lakukan olahraga ringan.
- Lakukan terapi tambahan, misalnya ke salon, spa, atau pijat kehamilan.
- Lakukan hal yang disuka, misalnya, bertemu dengan teman-teman, menonton film, atau membaca novel.
Referensi:
News Medical. Diakses pada 2023. Maternal stress affects fetal brain development, Pregnancy Health and Baby. Diakses pada 2022. Stress and pregnancy, Healthline. Diakses pada 2022. Stress and Its Effect on Your Baby Before and After Birth, American Pregnancy Association. Diakses pada 2020. How to Treat Stress During Pregnancy.