BILIKANALOGI.WEB.ID – Wanita yang baru pertama kali melahirkan akan mengalami fase transisi yang cukup kompleks. Pasca melahirkan biasanya dilapisi emosi cukup mendalam dan intens sehingga bisa mengalami depresi.
Depresi pasca melahirkan ini merupakan gangguan yang bermula dari reaksi biologi dalam tubuh ibu, perubahan hormon tersebut mempengaruhi perubahan pada reaksi kimia di otak apalagi dipicu oleh kelelahan dan stress yang menyertai proses melahirkan.
Dilansir dari sebuah jurnal, menurut diagnostic and statistical manual of mental disorders dijelaskan gejala-gejala depresi pasca melahirkan yang paling ekstrim adalah kesedihan, perasaan putus asa dan tidak mampu, menjadi suram, ketidakmampuan untuk merasakan sukacita dengan bayi, kecemasan yang tinggi, kehilangan nafsu makan, konsentrasi dan ingatan yang buruk, gangguan tidur, kelelahan yang berkepanjangan, situasi sosial, dan lebih ekstrim yaitu pemikiran untuk bunuh diri.
baca juga Titik Balik Matahari : Serba Serbi Desember Soltis
Dilansir dari buku postpartrium depression, dijelaskan bahwa di antara 283 ibu di Indonesia, tingkat depresi pasca melahirkan meningkat menjadi 26,15% pada bulan ketiga pascapersalinan, dibandingkan dengan 18,37% dan 15,19% untuk ibu yang melahirkan 1-2 bulan pascapersalinan. Faktor-faktor yang memprediksi peningkatan ini dapat disebabkan oleh stres orang tua, ketidakpuasan pernikahan dan tidak menerima jenis kelamin bayi. Setelah tiga bulan pertama, sekitar 20% wanita dengan depresi pasca melahirkan masih mengalami depresi.
Postpartrium depression adalah perasaan sedih karena terbatasnya kebebasan ibu, berkurangnya estetika dan perubahan tubuh, berkurangnya interaksi sosial dan kemandirian. Gejalanya meliputi insomnia, kehilangan nafsu makan, cemas, tidak berdaya, kehilangan kendali, pikiran cemas tentang kondisi bayi, kurang memperhatikan bentuk tubuhnya, tidak menyukai bayi dan takut menyentuh bayi. Hal ini terjadi dalam dua minggu berturut-turut dan merupakan perubahan dari kondisi sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam depresi pascakelahiran termasuk pendapatan dan tingkat pendidikan yang rendah, berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur, kurangnya dukungan sosial, masalah pernikahan, komplikasi pascakelahiran, kelahiran membran prematur, keguguran, dukungan pasangan dan kurang tidur.
Mengatasi Depresi Postpartum yaitu
– Istirahat yang cukup
– Tetap terhidrasi dengan minum banyak air
– Mengikuti pola makan yang sehat
– Hindari konsumsi alkohol
– Berolahraga, misalnya berjalan kaki atau berenang