Pontianak, (BA) – Kota Pontianak menjadi saksi perhelatan seni lintas negara bertajuk Art Borneo 2025, yang mempertemukan seniman dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Dengan tema “Bala Dingan”, pameran ini menjadi simbol solidaritas antarbangsa dan upaya kolektif menyuarakan kesadaran ekologis.
Pesan di Balik Tema “Bala Dingan”
“Bala Dingan,” dalam bahasa Dayak Bidayuh berarti sekumpulan kawan, menjadi inti dari pameran ini. Kurator Art Borneo, M. Faozi Yunanda, menjelaskan bahwa tema ini tidak hanya tentang estetika, tetapi juga menggugah kesadaran akan pentingnya hubungan manusia dengan alam.
“Karya-karya ini berbicara tentang interkoneksi dan kesadaran ekologi. Isu lingkungan adalah hal yang sangat mendesak untuk kita bicarakan,” jelasnya.
Kolaborasi Seni untuk Isu Global
Director Art Borneo Connection, Annisa Fitri Yusuf, menekankan bahwa pameran ini adalah ruang reflektif dan kolaboratif, bukan sekadar pertemuan seniman.
“Art Borneo adalah tempat para pelaku seni dari berbagai latar belakang mengeksplorasi gagasan tentang hubungan manusia dengan lingkungan dan dampak eksploitasi alam,” ujar Annisa.
Partisipasi Seniman dari Tiga Negara
Sebanyak 32 seniman dan 3 kurator dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam memamerkan karya mereka, mulai dari lukisan, instalasi, hingga media campuran. Berbagai isu diangkat, seperti:
-
Ekologi dan Degradasi Lingkungan: Karya-karya ini menggambarkan dampak eksploitasi dan perubahan iklim.
-
Identitas Budaya: Mengangkat kearifan lokal sebagai bentuk perlawanan terhadap globalisasi yang homogen.
-
Keberlanjutan Hidup: Menyuarakan pentingnya harmoni antara manusia dan alam untuk masa depan.
Lokasi dan Jadwal Pameran
Art Borneo 2025 berlangsung pada 20–28 Juni 2025 di Gedung Dekranasda Kalimantan Barat, Kota Pontianak. Gedung ini menjadi tempat di mana seni bertemu dengan misi besar untuk menyelamatkan lingkungan.
Menghubungkan Seni dan Kesadaran
Art Borneo 2025 bukan hanya pameran seni, tetapi juga wadah untuk refleksi kolektif atas tantangan dunia. Lewat karya yang kaya makna, pameran ini mengingatkan pentingnya jejaring dan solidaritas untuk mengatasi masalah global seperti kerusakan lingkungan.
“Melalui seni, kita membangun dialog yang melampaui batas negara dan budaya, demi masa depan yang lebih baik,” tutup Annisa.
Art Borneo 2025 menjadi bukti bahwa seni bisa menjadi jembatan yang menghubungkan manusia dengan isu-isu paling penting di zaman ini.