Siak, BilikAnalogi – Kesenian Siak hidup dan berkembang di Kerajaan Siak di Masa Dinasti Raja Kecik tahun 1723 sampai berakhirnya Kerajaan Siak di bawah pimpinan Sultan Syarif Kasim Sani (II) tahun 1946 yang berkisar hampir 3 Abad lamanya, tidak jauh perbedaannya karena kesenian itu pada umumnya dipelihara dan dibina di lingkungan Istana yang merupakan pusat kerajaan dan budaya. Tetapi setelah Indonesia Merdeka Kerajaan Siak menyatu dengan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Maka Keseniannya berkembang dengan berbagai variasi sesuai dengan zamannya.
Kehidupan kesenian di Kerajaan Siak dapat dibagi dua yaitu satu kesenian yang hidup dan berkembang di lingkungan Istana disebut Kesenian Istana, dan dua kesenian yang hidup berkembang di masyarakat disebut kesenian rakyat.
Apa perbedaan kedua kesenian ini? Kesenian di Istana adalah kesenian yang hidup berkembang di Istana dan telah mengalami penyempurnaan dan pengolahan serta diatur dengan tata tertib adab dan kesopanan yang akan dipergelarkan di Istana dihadapan Raja dan tamu-tamu kerajaan. Sedang Kesenian Rakyat adalah kesenian yang bersifat hiburan masyarakat ataupun untuk keperluan kehidupan masyarakat dalam :
- Pengobatan
- Menghalau roh-roh jahat
- Mengambil madu lebah di pohon sialang
- Turun ke Laut
- Turun Ke ladang, ataupun
- Memetik hasil ladang atau hasil hutan
Kesenian rakyat di Kerajaan Siak biasanya lebih bebas ekspresinya karena kesenian itu dilahirkan dari tata kehidupan masyarakat itu sendiri. Bentuk kesenian di Kerajaan Siak antara lain :
- Seni tari : Tari Joget Lambak atau Joget Dangkong, Tari Olang-olang, Tari Zapin
- Silat : Silat Perisai, Silat Pedang, Silat Bunga dan Silat Kera, Silat Harimau, dan Silat Ular (Silat Keras atau Silat Pengiyan)
- Seni Musik : Musik Calempong, Musik Nafiri, Musik Nobat, Nyanyian Panjang atau Koba, Musik Gambus, Musik Langgam Melayu, Musik Joget, Nyanyian Langgam, Mak Inang, Dondang Sayang
- Seni Suara : Langgam Melayu, Lagu-lagu Joget Berpantun, Lagu Dondang Sayang, Mak Inang, Syair Burung, Syair Selendang Delima, Syair Siti Zubaidah, Nyanyian Nasib, Nyanyian Menidurkan Anak, Berzanzi, Marhaban, Bardah, Maulud, dan Zikir
- Seni Rupa : Seni Ukir dan Ornamen, Tenunan, Sulaman, dan Batik Cap
- Seni Teater : Teater Makyong, Teater Bangsawan, Teater Tonel, dan Teater Klasik
Sumber : Sejarah Kerajaan Siak