Romo Magnis, Kenali Sosoknya

News638 Dilihat

BilikAnalogi.web.id – R.P. Prof Dr Franz Magnis-Suseno SJ (dikenal sebagai Romo Magnis; lahir 26 Mei 1936) adalah seorang imam Katolik, pengajar filsafat dan penulis. Magnis adalah anggota Serikat Yesus. Pada tahun 1961, ia mulai menjadi misionaris di Indonesia.

Pada tahun 1977, Romo Magnis menjadi warga negara Indonesia. Beliau belajar filsafat, teologi dan teori politik di Pullach, Yogyakarta dan Munich, menerima gelar doktor dalam bidang filsafat dari Universitas Munich pada tahun 1973 dan menjadi dosen tetap dan guru besar di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta sejak tahun 1969.

Franz Magnis-Suseno lahir dengan nama Franz Graf von Magnis pada tanggal 26 Mei 1936 di Nuremberg, putra dari pasangan Ferdinand Graf von Magnis dan Maria Anna Gräfin von Magnis, née Princess zu Löwenstein. Setelah lulus dari Kolese Jesuit di St Blasien, ia bergabung dengan Serikat Yesus (Yesuit) pada tahun 1955. Setelah belajar filsafat di Pullach, ia pergi ke Indonesia pada tahun 1961. Di sana ia belajar bahasa Jawa dan Indonesia di Girisonta, Jawa Tengah. Pada bulan April 1962, ia menjadi administrator asrama dan guru agama di Kolese Kanisius di Jakarta.

Dari tahun 1964 hingga 1968, ia belajar teologi di Yogyakarta. Pada tahun 1967, ia ditahbiskan menjadi imam oleh Kardinal Justinus Darmojuwono. Pada tahun 1968, ia ditugaskan untuk membantu mendirikan pusat studi filsafat di Jakarta, yang kemudian diberi nama Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (diambil dari nama almarhum R.P. Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara, SJ).

Sekolah tinggi ini dibuka pada tahun 1969 dengan delapan mahasiswa. Saat ini, terdapat hampir 400 mahasiswa di tingkat sarjana, pascasarjana dan doktoral.

Dari tahun 1971 hingga 1973, ia menyelesaikan program doktoralnya di Ludwig-Maximilians-Universität di München dengan disertasi tentang Karl Marx. Beliau kemudian mengajar etika dan filsafat politik dan menjadi sekretaris eksekutif STF Driyarkara. Dari tahun 1975, ia juga mengajar di Universitas Indonesia dan kemudian selama sembilan tahun di Universitas Katolik Parahyangan di Bandung.

baca juga Film Dokumenter Dirty Vote, Wapres RI : Kita Tidak Ingin Pemilu 2024 Menimbulkan Masalah

Pada tahun 1977, ia menjadi warga negara Indonesia dan sejak saat itu dikenal sebagai Franz Magnis-Suseno. Dalam beberapa kesempatan, ia mengajar tentang etika Jawa di Geschwister-Scholl-Institut, Universitas Ludwig-Maximilians, dan di Fakultas Filsafat di Munich, serta di Fakultas Teologi Universitas Innsbruck. Dari tahun 1988 hingga 1998, ia menjabat sebagai ketua STF Driyarkara dan dari tahun 1995 hingga 2005 sebagai direktur program pascasarjana, yang menawarkan program magister dan doktor.

Pada tahun 2000, beliau diterima sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pada tahun 2002, beliau menerima gelar doktor honoris causa dari Fakultas Teologi Universitas Lucerne (Swiss). Dari tahun 2008 hingga 2017, ia menjabat sebagai ketua pengurus Yayasan Pendidikan Driyarkara, pengelola STF Driyarkara.

Magnis-Suseno banyak memberikan kuliah, tampil di acara bincang-bincang di televisi dan aktif dalam dialog antar agama. Beliau telah menulis lebih dari 700 esai populer dan akademis serta 44 buku, sebagian besar dalam bahasa Indonesia, terutama di bidang etika, filsafat politik, pemikiran Jawa dan filsafat ketuhanan.

Penghargaan

(Dalam Negeri/Indonesia)  Bintang Mahaputera Utama (7 Agustus 2015)

(Luar Negeri/Jerman) Grand Cross of the Order of Merit of the Federal Republic of Germany (4 Mei 2001)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *