Pameran “Khat Melayu Gurindam 12” Hadirkan Keindahan Kaligrafi Kontemporer di Pekanbaru

Seni Rupa Bertemu Budaya: Melestarikan Kaligrafi Arab Melayu dalam Sentuhan Modern

Budaya25 Dilihat

Pekanbaru, (BA) – Galeri Hang Nadim resmi membuka Pameran Seni Rupa Kontemporer “Khat Melayu Gurindam 12” pada Sabtu malam, 15 Februari 2025, di Anjungan Kampar, Kompleks Bandar Seni Raja Ali Haji, Arena Purna MTQ, Pekanbaru. Pameran ini menghadirkan kaligrafi kontemporer yang menggabungkan aksara Melayu dengan eksplorasi seni modern, mengambil inspirasi dari nilai-nilai budaya Melayu serta karya sastra legendaris “Gurindam 12”.

Sebanyak 26 seniman dari berbagai latar belakang turut serta dalam Pameran Seni Rupa Kontemporer “Khat Melayu Gurindam 12”, yang akan berlangsung hingga 28 Februari 2025. Di antara mereka, terdapat dua kaligrafer senior Abdul Latif Hasyim dan Mukhtamar, serta seniman berbakat lainnya seperti Alza Adrizon, Adie Nata, Herman Pelani, Dewi Hariyanti, Ulul Azmi, dan banyak lagi. Pameran ini dikuratori oleh Muhammad Rafles, seorang profesional dalam bidang kaligrafi yang juga aktif di Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Riau.

baca juga WARISAN MELAYU CIPTA AURA BARU DALAM MELESTARIKAN WARISAN BUDAYA DI RIAU

Lima Tahun Galeri Hang Nadim: Misi Melestarikan Seni Kaligrafi Melayu

Menurut Ketua Galeri Hang Nadim, Furqon LW, pameran ini bukan sekadar ajang seni, tetapi juga momentum penting dalam perjalanan lima tahun eksistensi Galeri Hang Nadim sejak diresmikan oleh budayawan Al Azhar (alm) pada 17 Januari 2020.

“Sejak berdiri, Galeri Hang Nadim telah menyelenggarakan 17 pameran seni, termasuk Pameran Khat Melayu ini yang menjadi pembuka untuk tahun 2025. Kami senang melihat tingginya apresiasi masyarakat Riau terhadap seni rupa,” ujar Furqon yang dilansir dari laman rri.co.id.

Ia juga berharap bahwa Khat Melayu bisa berkembang menjadi ciri khas seni rupa Riau yang unik dan tidak terpaku pada kaidah formal kaligrafi Arab.

“Kami ingin Khat Melayu berkembang dengan eksplorasi bebas, menciptakan tarikan garis dan bentuk yang tidak terduga. Dengan pendekatan ini, seni kaligrafi Melayu dapat menjadi identitas khas Riau yang membedakannya dari kaligrafi Arab pada umumnya,” tambahnya.

Dukungan LPTQ Riau: Saatnya Kaligrafi Arab Melayu Go Internasional

Ketua Harian LPTQ Riau, Zulhendri Rais, menilai bahwa pameran ini memiliki nilai historis dan kompetensi tinggi dalam memperkenalkan kembali kaligrafi Arab Melayu kepada dunia.

“Orang Arab yang mendalami khazanah Islam juga mempelajari Arab Melayu. Bahkan, di Mesir terdapat percetakan tua yang masih mencetak kitab Arab Melayu sejak tahun 1800-an. Ini membuktikan bahwa Arab Melayu memiliki tempat penting dalam literasi Islam,” ungkap Zulhendri.

Pada pameran ini, puluhan karya kaligrafi menampilkan versi Arab Melayu dari Gurindam 12, karya monumental Raja Ali Haji, yang dikenal sebagai Bapak Bahasa Indonesia.

Melestarikan Warisan Budaya, Menginspirasi Generasi Muda

Pameran ini bertujuan melestarikan dan mempromosikan seni kaligrafi Melayu kepada masyarakat luas, terutama generasi muda agar lebih mengenal dan mencintai budaya mereka sendiri.

Masyarakat Pekanbaru dan sekitarnya diundang untuk mengunjungi pameran ini dan menikmati keindahan kaligrafi kontemporer yang kaya akan nilai budaya Melayu. Selain sebagai ajang apresiasi seni, pameran ini diharapkan dapat mendorong perkembangan seni rupa kontemporer di Riau serta memperkuat identitas budaya Melayu melalui seni kaligrafi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *