Pekanbaru Dorong Budaya Membaca Lewat Perpustakaan Keliling dan Fasilitas Modern

Literasi Bergerak: Perpustakaan Keliling Menjangkau Sekolah Pelosok

PEKANBARU, (BA)  Upaya memperkuat budaya baca terus digalakkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Pekanbaru. Salah satu terobosan yang dijalankan adalah pengoperasian rutin Perpustakaan Keliling yang menyasar sekolah-sekolah di kawasan yang jauh dari pusat kota.

Menurut pustakawan Dispusip, Ira Marissa Safri, saat ini terdapat empat unit bus pustaka yang aktif menjelajah berbagai lokasi. “Setiap hari kami hadir di sekolah-sekolah, ruang terbuka hijau, dan kegiatan Car Free Day,” ujar Ira, Selasa (20/5/2025). Bus ini menyediakan berbagai jenis buku, tak hanya untuk pelajar, tapi juga dewasa.

Tak Hanya untuk Anak, Buku Juga Hadir untuk Semua Kalangan

Koleksi buku yang dibawa oleh bus keliling tidak terbatas pada cerita anak-anak. Dispusip menyediakan literatur dari berbagai bidang, seperti fiksi, ilmu pengetahuan, sejarah, hingga pengembangan diri. Hal ini bertujuan agar literasi tidak hanya tumbuh di kalangan pelajar, namun juga di masyarakat umum.

“Buku-buku ini bisa dinikmati siapa saja. Kami ingin membangun kebiasaan membaca yang menyenangkan, terutama di waktu luang,” kata Ira.

Menuju Indonesia Emas 2045: Literasi adalah Pondasi

Kepala Dispusip Pekanbaru, Erna Juita, menyatakan bahwa peningkatan literasi adalah bagian dari misi mencerdaskan bangsa dan menyambut visi Indonesia Emas 2045. Melalui berbagai pendekatan, termasuk mobilisasi perpustakaan dan digitalisasi bahan bacaan, Pekanbaru ingin menjadikan literasi sebagai budaya hidup masyarakatnya.

Perpustakaan Tenas Effendy: Lebih dari Sekadar Tempat Membaca

Selain pustaka keliling, Dispusip membuka akses seluas-luasnya ke Perpustakaan Tenas Effendy yang berlokasi di Jalan Dr. Sutomo. Gedung ini bukan hanya menyediakan buku dan ruang baca, tetapi juga berbagai fasilitas multifungsi yang dapat digunakan masyarakat secara gratis.

Beberapa fasilitas yang ditawarkan antara lain:

  • Ruang Multimedia: Berkapasitas 42 orang, lengkap dengan komputer dan proyektor.

  • Aula Lantai 3: Bisa menampung 100 peserta untuk seminar atau acara komunitas.

  • Ruang Komunal: Tempat nyaman untuk berdiskusi atau belajar kelompok.

  • Pojok Baca Digital (Pocadi): Akses buku elektronik di RTH Kaca Mayang dan Tunjuk Ajar Integritas.

  • Taman Bacaan Masyarakat (TBM): Terletak di Taman Kayu Putih, untuk masyarakat umum.

Fasilitas Bisa Disewa, Tapi Harus Direncanakan

Erna mengingatkan bahwa semua fasilitas bisa digunakan oleh masyarakat, namun penggunaannya perlu perencanaan. “Silakan manfaatkan perpustakaan untuk kegiatan edukatif. Tapi mohon untuk tidak mendadak, kami butuh pemberitahuan sebelumnya,” tegasnya.

Dengan semangat membangun budaya literasi dari akar rumput hingga masyarakat luas, langkah Dispusip Pekanbaru menjadi contoh nyata transformasi perpustakaan di era modern. Kini, membaca bukan lagi soal tempat, tetapi tentang kesempatan dan kemauan untuk belajar di mana saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *